Dahulu kala, seorang raja menyimpan satu rahasia besar dalam hatinya. Rahasia yang tidak ada seorang pun yang tahu kecuali dirinya. Rahasia itu sangat menyiksa hatinya. Dia selalu ingin mengungkapkan rahasianya itu kepada orang yang paling dapat ia percaya, dan ia berharap dengan demikian, ia merasa sedikit terkurangi beban dalam hatinya. Akan tetapi ia selalu merasa takut ketika ingin mengungkapkannya. Karena ia tahu bahwa jika orang-orang mengetahui rahasianya itu, maka ia akan kehilangan kewibawaan di mata rakyatnya.
Di satu sisi, ia sudah tidak tahan lagi untuk mengungkapkan rahasianya itu. Pada suatu hari, ia memanggil beberapa orang terdekatnya dan berkata: "Kalian adalah orang-orang terdekatku! Aku juga selalu mempercayai kalian, oleh karena itu, aku ingin mengungkapkan satu masalah yang sangat penting kepada kalian dan aku berharap kalian tidak menceritakannya kepada siapa pun. Walau pun kepada orang yang paling kalian cintai dalam keluarga kalian! Rahasia ini harus kalian simpan dalam hati kalian dan jangan diceritakan, sampai ajal menjemput kalian!"
Salah satu di antara orang kepercayaan raja berkata, "Wahai raja! Percayalah kepada kami, dan ungkapkanlah apa yang ingin Anda ungkapkan. Percayalah kami tidak akan menceritakannya bahkan kepada orang yang paling kami cintai dan percayai. Kami siap untuk mengorbankan nyawa demi raja, menyimpan rahasia bukan hal yang sulit!"
Raja kemudian berkata, "Sebenarnya aku menyimpan sebuah rahasia besar dalam hatiku dan sudah sekian lama aku menyimpannya sehingga rahasia itu kini menyiksaku dan membuatku sedih. Aku ingin membagikan rahasia itu kepada kalian sehingga aku merasa lebih ringan dan agar kesedihanku berkurang. Jika aku sampai mengetahui kalian membocorkannya kepada orang lain, maka aku akan langsung menghukumnya di atas tiang gantung dan aku tidak akan menunjukkan belas kasihan!"
Orang-orang kepercayaan raja itu berjanji mereka tidak akan membocorkan rahasia itu dan menyimpan dalam hati mereka sampai ajal menjemput. Kemudian sang raja menceritakan rahasianya.
Setelah selesai menceritakan rahasianya, sang raja menatap tajam mata orang-orang kepercayaannya itu dan mengatakan, "Kalian harus menepati janji kalian. Siapa yang melanggarnya, maka kematian akan menantinya, kematian yang sangat menyedihkan baginya. Aku telah menyimpan rahasia itu selama satu tahun dan aku tidak mengatakannya kepada siapapun. Kini aku ingin kalian menjaga rahasiaku itu seumur hidup dan jangan kalian menceritakannya kepada siapa pun!"
Keesokan harinya, sang raja mengetahui bahwa rahasianya telah tersebar luas dan semua orang mengetahuinya. Sang raja menyadari bahwa orang-orang kepercayaannya telah mengkhianatinya dan mengungkap rahasianya. Karena tidak ada orang yang tahu rahasianya itu kecuali beberapa orang yang kemarin dipanggilnya. Sang raja pun marah dan dalam hati berkata, "Orang-orang terdekatku tidak menepati janji mereka dan bahkan tidak mampu menjaga rahasia itu barang sehari saja di hati mereka. Akan tetapi aku akan menepati janjiku dan aku akan mengirim mereka semua ke tiang gantungan."
Sang raja kemudian memerintahkan agar orang-orang itu dihukum mati.
Orang-orang kepercayaan raja itu menjerit memelas dan menangis meminta ampunan. Salah satu di antara mereka kepada raja mengatakan, "Wahai raja, ampuni kami dan relakanlah kesalahan kami. Karena sesungguhnya memaafkan adalah sifat para pembesar. Kami telah berbuat kesalahan dan kami berhak untuk dihukum mati. Akan tetapi kau adalah raja, maka bersikaplah seperti penguasa yang bijaksana dan jangan serahkan kami ke tangan penjagal. Kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kami dan ini akan menjadi kesalahan kami yang terakhir. Setan telah menggoda kami."
Raja dengan nada tinggi membentak, "Diam kau, jangan berkata lagi! Kalian sebelumnya juga telah berjanji, akan tetapi kalian mengingkarinya. Aku tidak akan lagi mempercayai janji-janji kalian. Kalian bahkan tidak mampu menjaga rahasiaku untuk satu hari saja. Akan tetapi aku akan menepati janjiku, persiapkanlah diri kalian untuk menjemput kematian yang menyedihkan. Sehingga kematian kalian akan menjadi pelajaran bagi yang lain."
Kemudian, sang raja berkata kepada penjagal, "Siapkan pedangmu dan penggal satu per satu kepala para pengkhianat ini!"
Satu lagi di antara para pengkhianat raja itu berkata, "Wahai raja, mengapa Anda menghukum mati rakyatmu. Semua kesalahan ini sebenarnya Anda sendiri yang melakukannya."
Sang raja terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu? Aku yang bersalah? Bagaimana mungkin aku yang bersalah? Kalian yang tidak menepati janji kalian!"
Orang itu menjawab, "Wahai raja, hati Anda bak sumber untuk rahasia itu. Anda sendiri tidak mampu membendung sumber itu sehingga airnya mengalir ke luar. Aliran air itu menjadi sungai dan kini berubah menjadi banjir. Sekarang bagaiman mungkin Anda mampu membendung banjir itu?"
Sang raja diam sejenak dan menyadari apa yang dikatakan orang itu benar. Akhirnya sang raja membebaskan mereka semua. (IRIB Indonesia/MZ)
Di satu sisi, ia sudah tidak tahan lagi untuk mengungkapkan rahasianya itu. Pada suatu hari, ia memanggil beberapa orang terdekatnya dan berkata: "Kalian adalah orang-orang terdekatku! Aku juga selalu mempercayai kalian, oleh karena itu, aku ingin mengungkapkan satu masalah yang sangat penting kepada kalian dan aku berharap kalian tidak menceritakannya kepada siapa pun. Walau pun kepada orang yang paling kalian cintai dalam keluarga kalian! Rahasia ini harus kalian simpan dalam hati kalian dan jangan diceritakan, sampai ajal menjemput kalian!"
Salah satu di antara orang kepercayaan raja berkata, "Wahai raja! Percayalah kepada kami, dan ungkapkanlah apa yang ingin Anda ungkapkan. Percayalah kami tidak akan menceritakannya bahkan kepada orang yang paling kami cintai dan percayai. Kami siap untuk mengorbankan nyawa demi raja, menyimpan rahasia bukan hal yang sulit!"
Raja kemudian berkata, "Sebenarnya aku menyimpan sebuah rahasia besar dalam hatiku dan sudah sekian lama aku menyimpannya sehingga rahasia itu kini menyiksaku dan membuatku sedih. Aku ingin membagikan rahasia itu kepada kalian sehingga aku merasa lebih ringan dan agar kesedihanku berkurang. Jika aku sampai mengetahui kalian membocorkannya kepada orang lain, maka aku akan langsung menghukumnya di atas tiang gantung dan aku tidak akan menunjukkan belas kasihan!"
Orang-orang kepercayaan raja itu berjanji mereka tidak akan membocorkan rahasia itu dan menyimpan dalam hati mereka sampai ajal menjemput. Kemudian sang raja menceritakan rahasianya.
Setelah selesai menceritakan rahasianya, sang raja menatap tajam mata orang-orang kepercayaannya itu dan mengatakan, "Kalian harus menepati janji kalian. Siapa yang melanggarnya, maka kematian akan menantinya, kematian yang sangat menyedihkan baginya. Aku telah menyimpan rahasia itu selama satu tahun dan aku tidak mengatakannya kepada siapapun. Kini aku ingin kalian menjaga rahasiaku itu seumur hidup dan jangan kalian menceritakannya kepada siapa pun!"
Keesokan harinya, sang raja mengetahui bahwa rahasianya telah tersebar luas dan semua orang mengetahuinya. Sang raja menyadari bahwa orang-orang kepercayaannya telah mengkhianatinya dan mengungkap rahasianya. Karena tidak ada orang yang tahu rahasianya itu kecuali beberapa orang yang kemarin dipanggilnya. Sang raja pun marah dan dalam hati berkata, "Orang-orang terdekatku tidak menepati janji mereka dan bahkan tidak mampu menjaga rahasia itu barang sehari saja di hati mereka. Akan tetapi aku akan menepati janjiku dan aku akan mengirim mereka semua ke tiang gantungan."
Sang raja kemudian memerintahkan agar orang-orang itu dihukum mati.
Orang-orang kepercayaan raja itu menjerit memelas dan menangis meminta ampunan. Salah satu di antara mereka kepada raja mengatakan, "Wahai raja, ampuni kami dan relakanlah kesalahan kami. Karena sesungguhnya memaafkan adalah sifat para pembesar. Kami telah berbuat kesalahan dan kami berhak untuk dihukum mati. Akan tetapi kau adalah raja, maka bersikaplah seperti penguasa yang bijaksana dan jangan serahkan kami ke tangan penjagal. Kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kami dan ini akan menjadi kesalahan kami yang terakhir. Setan telah menggoda kami."
Raja dengan nada tinggi membentak, "Diam kau, jangan berkata lagi! Kalian sebelumnya juga telah berjanji, akan tetapi kalian mengingkarinya. Aku tidak akan lagi mempercayai janji-janji kalian. Kalian bahkan tidak mampu menjaga rahasiaku untuk satu hari saja. Akan tetapi aku akan menepati janjiku, persiapkanlah diri kalian untuk menjemput kematian yang menyedihkan. Sehingga kematian kalian akan menjadi pelajaran bagi yang lain."
Kemudian, sang raja berkata kepada penjagal, "Siapkan pedangmu dan penggal satu per satu kepala para pengkhianat ini!"
Satu lagi di antara para pengkhianat raja itu berkata, "Wahai raja, mengapa Anda menghukum mati rakyatmu. Semua kesalahan ini sebenarnya Anda sendiri yang melakukannya."
Sang raja terkejut dan bertanya, "Apa maksudmu? Aku yang bersalah? Bagaimana mungkin aku yang bersalah? Kalian yang tidak menepati janji kalian!"
Orang itu menjawab, "Wahai raja, hati Anda bak sumber untuk rahasia itu. Anda sendiri tidak mampu membendung sumber itu sehingga airnya mengalir ke luar. Aliran air itu menjadi sungai dan kini berubah menjadi banjir. Sekarang bagaiman mungkin Anda mampu membendung banjir itu?"
Sang raja diam sejenak dan menyadari apa yang dikatakan orang itu benar. Akhirnya sang raja membebaskan mereka semua. (IRIB Indonesia/MZ)
0 komentar:
Posting Komentar