Sabtu, 03 Maret 2012

Indonesia Berhasil Sinergikan Islam dan Demokrasi


Indonesia dinilai dunia cukup berhasil dalam mensinergikan Islam, demokrasi dan kehidupan modern di saat banyak negara berpenduduk mayoritas muslim di Timur Tengah dan Afrika Utara alami gejolak sosial politik, kata Wakil Presiden Boediono.

"Indonesia dapat dan perlu memanfaatkan momentum ini untuk semakin meningkatkan citra dan kiprah  dalam pergaulan antar-bangsa," kata Wapres Boediono di Kediri, Jawa Timur, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Wapres saat memberikan sambutan sekaligus membuka Musyawarah Kerja Nasional I Partai Persatuan Pembangunan 2012 dan Halaqah Nasional Alim Ulama di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri Agama dan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, serta pimpinan Ponpres Lirboyo KH Idris Marzuki.

Dikatakan Wapres, yang lebih penting lagi pengakuan tersebut seharusnya memperkuat percaya diri sebagai bangsa untuk melangkah ke depan.

Boediono mengatakan, demokrasi di Indonesia harus terus dikonsolidasikan dan partai politik adalah pilar utama demokrasi.

"Oleh sebab itu menjadi tugas kita semua, seluruh komponen bangsa, untuk bersama-sama mengembangkan sistem kepartaian di tanah air yang sehat, solid dan berfungsi efektif," kata wapres.

Wapres mengingatkan apapun kekurangan-kekurangan yang masih ada, upaya membangun demokrasi di negeri ini sebenarnya sudah memberikan hasil.

"Upaya dan jerih payah kita telah memberikan hasil-hasil nyata yang patut kita syukuri dan bahkan kita banggakan," kata Boediono.

Wapres menggambarkan, dalam situasi dunia yang penuh gejolak ini, ekonomi Indonesia diakui dapat melaju dengan cukup baik.

"Ini adalah karunia Allah SWT yang harus kita syukuri," katanya.

Cara mensyukurinya, katanya, bukan dengan berdebat mencari kredit untuk masing-masing atau dengan mendiskreditkan satu sama lain, tetapi dengan memperkuat rasa percaya diri dan kebersamaan kita sebagai bangsa.

"Kita harus menggunakan waktu yang diberikan ini untuk menata terus ekonomi kita, memperkuat sendi-sendi yang masih lemah, dan itu semua kita lakukan bersama-sama sebagai suatu bangsa. Dengan begitu, apabila ada badai yang melanda kita, kita sudah lebih siap, lebih tahan," katanya.(IRIB Indonesia/buletininfo)

0 komentar:

Posting Komentar