Kamis, 08 Maret 2012

Dialog Antaragama Harus Dimulai dari Akhlak


Anggota dewan ilmiah Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini, Hujjatul Islam Hoseini Ghal'eh-bahman menyatakan, "Telaah dan analisa akhlak dalam agama, akan menjadi jembatan masuknya para mubaligh untuk berdialog dengan agama lain."

Rasa News (6/3) melaporkan, Ghal'eh-bahman menilai penitng pembahasan akhlak dan mengatakan, "Melalui telaah dan analisa akhlak dalam agama lain, maka kita akan dapat semakin banyak mengetahui tentang nilai-nilai hakiki akhlak Islam."

Dikatakannya, "Telaah dan analisa akhlak dalam agama akan menjadi jembatan bagi para mubaligh untuk masuk dalam proses dialog dengan agama lain dan keinginan mereka untuk mengenal lebih jauh agama lain juga terpenuhi."

Dijelaskannya, "Ketika kita berbicara mengenai agama, maka banyak hal yang sedang kita bicarakan karena agama adalah kumpulan bimbingan dari Allah Swt kepada manusia dalam menjalani kehidupannya. Dan jika suatu hari, terbuka pintu dialog antaragama, maka masalah yang paling sederhana dan gampang adalah pembahasan akhlak. Jika kita terlebih dahulu mampu meraih hasil yang baik dalam pembahasan akhlak, maka kita dapat memasuki pembahasan lainnya dan insya Allah pembahasan tersebut juga akan berhasil."

"Seperti yang telah dijelaskan bahwa salah satu pokok dalam pembahasan akhlak adalah menciptakan jembatan yang kuat dan logis dalam memulai dialog antaragama dan pada akhirnya tabligh agama juga menggunakan cara tersebut. Akan tetapi sisi lain yang sangat penting adalah agar kita menyadari betapa besarnya nilai-nilai yang terkandung dalam akhlak Islam dan akhlak yang bersandar pada al-Quran dan sunnah," tutur Ghal'eh-bahman. (IRIB Indonesia/MZ)

0 komentar:

Posting Komentar