11 September 2010, segelintir orang
yang termakan hasutan seorang pendeta membakar lembar-lembar kitab suci
terakhir yang diturunkan Allah SWT untuk umat manusia, yaitu al-Qur'an
al-Karim. Tindakan brutal dan keji itu telah melukai hati satu setengah miliar
umat Islam di dunia. Para pelaku perbuatan bodoh itu mengira bahwa dengan
menistakan al-Qur'an mereka bisa memadamkan cahaya ilahi yang terpancar dari
kitab suci ini. Padahal, Allah telah menegaskan, dalam surah at-Taubah ayat
32, "Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka,
tetapi Allah hanya berkehendak menyempurnakan cahayaNya meskipun kaum kafir
tidak menginginkannya."
Al-Qur'an adalah kitab samawi yang
mengandung aturan dan bimbingan hidup paling sempurna bagi umat manusia untuk
mencapai kebahagiaan hakiki. Al-Qur'an adalah kitab yang memancarkan cahaya
Ilahiyah yang menjadi petunjuk bagi manusia yang laksana bahtera mengarungi
lautan di tengah gelombang besar dan arus yang deras. Ajaran yang dikandung
al-Qur'an membuat orang-orang pandai, bijak dan pemikir tertunduk hormat di
hadapan kebesarannya. Daya tariknya membuat orang terbawa untuk berpikir dan
merenungkan kebenaran. Pengetahuan yang terpancar darinya menghilangkan dahaga
para pendamba ilmu. Khazanah kekayaan ilmu, kisah-kisahnya yang mengagumkan dan
petuah-petuah normatif dan insaninya yang mendalam yang dikemas dalam susunan
kata-kata dan kalimat indah menyihir semua orang.
Para pakar bahasa mengatakan bahwa
Allah telah menjadikan kitab suci ini sebagai mukjizat kesusasteraan karena
ungkapan-ungkapannya yang sempurna dan indah. Ayatullah al-Udzma Safi
Golpeygani, salah seorang marji dan ulama besar Iran mengatakan, "Al-Qur'an
al-Karim telah menghadiahkan kehidupan baru kepada umat manusia. Undang-undang
dan hukum yang dikandungnya sedemikian kokoh dan berakar kuat sehingga tak ada
piagam kemanusiaan apapun yang bisa disandingkan bersamanya."
Imam Ali
bin Abi Thalib (AS)
dalam sebuah riwayat berkata, "Pegang teguhlah kitabullah sebab akarnya
sangat kokoh dan cahaya terang. Kitab ini adalah obat penawar yang penuh berkah
dan air kehidupan yang bisa menghilangkan dahaga para pencari kebenaran. Dia
akan menjaga siapa saja yang berpegang teguh kepadanya dan menyelamatkan siapa
saja yang berlindung kepadanya."
Ajaran yang dikandung al-Qur'an
sangat kokoh dengan argumentasi yang tak terbantahkan sehingga tak ada
seorangpun yang bisa mendistorsi atau membuat kitab tandingan. Sejak dahulu
kala umat manusia telah menyaksikan berbagai aturan pemikiran, ajaran atau
ideologi yang mengklaim bisa menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia. Namun tak
ada satupun dari segudang ideologi itu yang bertahan dan tetap kokoh sepanjang
sejarah setelah terjamah oleh distorsi dan perubahan. Sebab, kesemua ideologi
yang ditawarkan adalah buah tangan manusia yang tidak mengenal seluruh seluk
beluk kehidupan dan kepribadian manusia. Beda halnya dengan hukum dan ideologi
yang dibawa oleh al-Qur'an, sebab kitab ini turun dari Allah Swt, Tuhan yang
menciptakan alam semesta dan Maha mengetahui segala sesuatu. Kalam suci ini tak
pernah lapuk, usang atau kehilangan relevansinya sepanjang sejarah.
Adalah jelas bahwa kecemerlangan
kitab suci ini tidak akan pernah bisa redup dengan kebisingan dan tindakan
bodoh musuh-musuh Islam. Yang terjadi bahkan sebaliknya. Tindakan bodoh yang
melecehkan al-Qur'an akan semakin menambah ketertarikan kepada kitab suci yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ini. Allah Swt telah menjanjikan dalam
surat al-Hijr ayat 9 dengan firmanNya; "Sesungguhnya Kami telah
menurunkan al-Qur'an dan Kami pasti akan menjaganya."
Di ayat 41 dan 42 surat Fussilat,
Allah Swt berfirman yang artinya;Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari
Al Qur'an ketika Al Qur'an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan
celaka), dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak
datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya,
yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Sepanjang sejarah, Allah Swt telah
mengutus 124 ribu dutaNya yang biasa kita kenal dengan gelar nabi. Mereka
diutus untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada umat manusia. Sebagian dari
mereka dibekali kitab suci yang turun dari sisi Allah, diantaranya Shuhuf
Ibrahim, Taurat Musa, Zabur Daud, Injil Isa dan terakhir al-Qur'an yang dibawa
oleh Nabi Muhammad Saw. Kitab-kitab suci itu ibarat pelita yang menerangi jalan
manusia kepada kebenaran dan kebahagiaan hakiki. Al-Qur'an sebagai kitab samawi
terakhir mengandung petunjuk yang sempurna. Kitab ini telah dipersiapkan untuk
menjadi kitab hidayah bagi umat manusia di seluruh dunia dan di sepanjang
sejarah.
Al-Qur'an al-Karim dalam banyak
ayatnya menyinggung akan keberadaan kitab Taurat dan Injil yang dibawa oleh
Nabi Musa dan Isa as. Menurut al-Qur'an kedua kitab samawi yang terdahulu itu
mengandung hidayah dan petunjuk bagi mereka yang menginginkan kebenaran.
Al-Qur'an juga memerintahkan umat Islam untuk mengimani kitab-kitab suci yang
turun dari Allah, serta tidak membedakan keimanan antara satu kitab samawi
dengan kitab samawi lainnya. Sebab, kesemuanya turun dari sisi Allah dan dibawa
oleh para nabi yang diutus oleh Allah untuk membimbing dan memberi hidayah
kepada umat manusia.
Ayat 136
surat al-Baqarah
menyebutkan;Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada
Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada
Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada
Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami
tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh
kepada-Nya".
Berdasarkan ajaran al-Qur'an
tersebut, umat Islam tidak berhak membalas kesalahan atau kejahatan pemeluk
agama lain terhadap orang-orang Muslim dengan cara menghina dan melecehkan yang
disucikan oleh agama Yahudi dan Nasrani atau menistakan Taurat dan Injil.
Ayatollah Safi Golpeygani mengatakan, "<span
class="fbUnderline">Penghinaan terhadap al-Qur'an adalah
penghinaan terhadap semua nabi, khususnya Nabi Ibrahim, Musa dan Isa, juga
terhadap Hz Maryam yang mendapat gelar penghulu wanita sejagat. Sebab,
al-Qur'an menempatkan Nabi Isa dan Hz Maryam di tempat yang agung.</span>"
Antara abad 11 dan 12 Masehi, para
pemimpin Gereja menyulut perang besar yang mereka namakan Perang Salib untuk
menguasai Beitul Maqdis atau Jerusalem. Dalam perang itu, mereka melakukan
pembunuhan massal terhadap umat Islam. Abad ke-21, setelah terjadinya serangan
teror 11 September 2001 yang menghancurkan Menara Kembar WTC, Presiden AS saat
itu George W Bush dan kroninya menyebut dimulainya lagi era baru Perang Salib.
Duniapun diancam. Di Dunia Barat, ada kelompok-kelompok ekstrim yang berambisi
menyulut perang agama. Banyak hal telah mereka lakukan, dan pembakaran
al-Qur'an 11 September 2010 yang lalu adalah tindakan mereka yang terbaru.
Tindakan itu jelas tidak mewakili umat Kristiani yang bahkan mengecamnya. Semua
itu mengungkap adanya skenario dari kubu ekstrim di Dunia Barat yang berusaha
menyulut perang agama.
Menyusul terjadinya pelecehan keji
terhadap kitab suci Al-Qur'an di Amerika Serikat (AS), Rahbar atau Pemimpin
Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pesannya yang
penting kepada bangsa Iran dan umat Islam yang besar, menyebut jaringan
Zionisme di dalam tubuh pemerintahan AS sebagai dalang dari aksi pelecehan yang
keji terhadap kesucian al-Qur'an. Seraya menjelaskan berbagai konspirasi dan
target zionis di balik permusuhannya terhadap Islam dan al-Qur'an, beliau
menegaskan, "Kita semua harus menyadari bahwa peristiwa yang baru saja
terjadi ini tidak ada kaitannya dengan Gereja dan agama Kristen. Tindakan
segelintir pendeta bodoh dan bayaran itu jangan dikaitkan dengan umat Kristen
dan para pemuka agama itu. Sebagai umat Islam, kami tidak akan pernah melakukan
tindakan penistaan yang sama terhadap kesucian agama-agama lain. Para penyusun
konspirasi keji ini menghendaki terjadinya konflik umum antara umat Islam dan
umat Kristen. Al-Qur'an justeru mengajarkan hal yang sebaliknya kepada kita."
Beliau menambahkan, "Peristiwa
pelecehan terhadap al-Qur'an dan penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW memang
pahit. Namun dengan segala kegetirannya, peristiwa ini membawa kabar gembira
yang agung bahwa hari demi hari cahaya al-Qur'an akan semakin memancar dengan
terang."
0 komentar:
Posting Komentar