Selasa, 01 November 2011

Rahbar (Pemimpin Besar Revolusi Islam): Peristiwa Pembakaran Al-Quran adalah Agenda Zionis, & Tidak Ada Kaitannya dengan Gereja


 
11 September 2010, segelintir orang yang termakan hasutan seorang pendeta membakar lembar-lembar kitab suci terakhir yang diturunkan Allah SWT untuk umat manusia, yaitu al-Qur'an al-Karim. Tindakan brutal dan keji itu telah melukai hati satu setengah miliar umat Islam di dunia. Para pelaku perbuatan bodoh itu mengira bahwa dengan menistakan al-Qur'an mereka bisa memadamkan cahaya ilahi yang terpancar dari kitab suci ini. Padahal, Allah telah menegaskan, dalam surah at-Taubah ayat 32, "Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah hanya berkehendak menyempurnakan cahayaNya meskipun kaum kafir tidak menginginkannya."

Al-Qur'an adalah kitab samawi yang mengandung aturan dan bimbingan hidup paling sempurna bagi umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hakiki. Al-Qur'an adalah kitab yang memancarkan cahaya Ilahiyah yang menjadi petunjuk bagi manusia yang laksana bahtera mengarungi lautan di tengah gelombang besar dan arus yang deras. Ajaran yang dikandung al-Qur'an membuat orang-orang pandai, bijak dan pemikir tertunduk hormat di hadapan kebesarannya. Daya tariknya membuat orang terbawa untuk berpikir dan merenungkan kebenaran. Pengetahuan yang terpancar darinya menghilangkan dahaga para pendamba ilmu. Khazanah kekayaan ilmu, kisah-kisahnya yang mengagumkan dan petuah-petuah normatif dan insaninya yang mendalam yang dikemas dalam susunan kata-kata dan kalimat indah menyihir semua orang.

Para pakar bahasa mengatakan bahwa Allah telah menjadikan kitab suci ini sebagai mukjizat kesusasteraan karena ungkapan-ungkapannya yang sempurna dan indah. Ayatullah al-Udzma Safi Golpeygani, salah seorang marji dan ulama besar Iran mengatakan, "Al-Qur'an al-Karim telah menghadiahkan kehidupan baru kepada umat manusia. Undang-undang dan hukum yang dikandungnya sedemikian kokoh dan berakar kuat sehingga tak ada piagam kemanusiaan apapun yang bisa disandingkan bersamanya."

Imam Ali bin Abi Thalib (AS) dalam sebuah riwayat berkata, "Pegang teguhlah kitabullah sebab akarnya sangat kokoh dan cahaya terang. Kitab ini adalah obat penawar yang penuh berkah dan air kehidupan yang bisa menghilangkan dahaga para pencari kebenaran. Dia akan menjaga siapa saja yang berpegang teguh kepadanya dan menyelamatkan siapa saja yang berlindung kepadanya."

Ajaran yang dikandung al-Qur'an sangat kokoh dengan argumentasi yang tak terbantahkan sehingga tak ada seorangpun yang bisa mendistorsi atau membuat kitab tandingan. Sejak dahulu kala umat manusia telah menyaksikan berbagai aturan pemikiran, ajaran atau ideologi yang mengklaim bisa menjadi petunjuk bagi kehidupan manusia. Namun tak ada satupun dari segudang ideologi itu yang bertahan dan tetap kokoh sepanjang sejarah setelah terjamah oleh distorsi dan perubahan. Sebab, kesemua ideologi yang ditawarkan adalah buah tangan manusia yang tidak mengenal seluruh seluk beluk kehidupan dan kepribadian manusia. Beda halnya dengan hukum dan ideologi yang dibawa oleh al-Qur'an, sebab kitab ini turun dari Allah Swt, Tuhan yang menciptakan alam semesta dan Maha mengetahui segala sesuatu. Kalam suci ini tak pernah lapuk, usang atau kehilangan relevansinya sepanjang sejarah.

Adalah jelas bahwa kecemerlangan kitab suci ini tidak akan pernah bisa redup dengan kebisingan dan tindakan bodoh musuh-musuh Islam. Yang terjadi bahkan sebaliknya. Tindakan bodoh yang melecehkan al-Qur'an akan semakin menambah ketertarikan kepada kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ini. Allah Swt telah menjanjikan dalam surat al-Hijr ayat 9 dengan firmanNya; "Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur'an dan Kami pasti akan menjaganya."

Di ayat 41 dan 42 surat Fussilat, Allah Swt berfirman yang artinya;Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

Sepanjang sejarah, Allah Swt telah mengutus 124 ribu dutaNya yang biasa kita kenal dengan gelar nabi. Mereka diutus untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada umat manusia. Sebagian dari mereka dibekali kitab suci yang turun dari sisi Allah, diantaranya Shuhuf Ibrahim, Taurat Musa, Zabur Daud, Injil Isa dan terakhir al-Qur'an yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Kitab-kitab suci itu ibarat pelita yang menerangi jalan manusia kepada kebenaran dan kebahagiaan hakiki. Al-Qur'an sebagai kitab samawi terakhir mengandung petunjuk yang sempurna. Kitab ini telah dipersiapkan untuk menjadi kitab hidayah bagi umat manusia di seluruh dunia dan di sepanjang sejarah.

Al-Qur'an al-Karim dalam banyak ayatnya menyinggung akan keberadaan kitab Taurat dan Injil yang dibawa oleh Nabi Musa dan Isa as. Menurut al-Qur'an kedua kitab samawi yang terdahulu itu mengandung hidayah dan petunjuk bagi mereka yang menginginkan kebenaran. Al-Qur'an juga memerintahkan umat Islam untuk mengimani kitab-kitab suci yang turun dari Allah, serta tidak membedakan keimanan antara satu kitab samawi dengan kitab samawi lainnya. Sebab, kesemuanya turun dari sisi Allah dan dibawa oleh para nabi yang diutus oleh Allah untuk membimbing dan memberi hidayah kepada umat manusia.

Ayat 136 surat al-Baqarah menyebutkan;Katakanlah (hai orang-orang mu'min): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

Berdasarkan ajaran al-Qur'an tersebut, umat Islam tidak berhak membalas kesalahan atau kejahatan pemeluk agama lain terhadap orang-orang Muslim dengan cara menghina dan melecehkan yang disucikan oleh agama Yahudi dan Nasrani atau menistakan Taurat dan Injil. Ayatollah Safi Golpeygani mengatakan, "<span class="fbUnderline">Penghinaan terhadap al-Qur'an adalah penghinaan terhadap semua nabi, khususnya Nabi Ibrahim, Musa dan Isa, juga terhadap Hz Maryam yang mendapat gelar penghulu wanita sejagat. Sebab, al-Qur'an menempatkan Nabi Isa dan Hz Maryam di tempat yang agung.</span>"

Antara abad 11 dan 12 Masehi, para pemimpin Gereja menyulut perang besar yang mereka namakan Perang Salib untuk menguasai Beitul Maqdis atau Jerusalem. Dalam perang itu, mereka melakukan pembunuhan massal terhadap umat Islam. Abad ke-21, setelah terjadinya serangan teror 11 September 2001 yang menghancurkan Menara Kembar WTC, Presiden AS saat itu George W Bush dan kroninya menyebut dimulainya lagi era baru Perang Salib. Duniapun diancam. Di Dunia Barat, ada kelompok-kelompok ekstrim yang berambisi menyulut perang agama. Banyak hal telah mereka lakukan, dan pembakaran al-Qur'an 11 September 2010 yang lalu adalah tindakan mereka yang terbaru. Tindakan itu jelas tidak mewakili umat Kristiani yang bahkan mengecamnya. Semua itu mengungkap adanya skenario dari kubu ekstrim di Dunia Barat yang berusaha menyulut perang agama.

Menyusul terjadinya pelecehan keji terhadap kitab suci Al-Qur'an di Amerika Serikat (AS), Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei dalam pesannya yang penting kepada bangsa Iran dan umat Islam yang besar, menyebut jaringan Zionisme di dalam tubuh pemerintahan AS sebagai dalang dari aksi pelecehan yang keji terhadap kesucian al-Qur'an. Seraya menjelaskan berbagai konspirasi dan target zionis di balik permusuhannya terhadap Islam dan al-Qur'an, beliau menegaskan, "Kita semua harus menyadari bahwa peristiwa yang baru saja terjadi ini tidak ada kaitannya dengan Gereja dan agama Kristen. Tindakan segelintir pendeta bodoh dan bayaran itu jangan dikaitkan dengan umat Kristen dan para pemuka agama itu. Sebagai umat Islam, kami tidak akan pernah melakukan tindakan penistaan yang sama terhadap kesucian agama-agama lain. Para penyusun konspirasi keji ini menghendaki terjadinya konflik umum antara umat Islam dan umat Kristen. Al-Qur'an justeru mengajarkan hal yang sebaliknya kepada kita."

Beliau menambahkan, "Peristiwa pelecehan terhadap al-Qur'an dan penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW memang pahit. Namun dengan segala kegetirannya, peristiwa ini membawa kabar gembira yang agung bahwa hari demi hari cahaya al-Qur'an akan semakin memancar dengan terang."

0 komentar:

Posting Komentar