Dalam
lawatan ke Republik Islam Iran, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj
beserta rombongan berkesempatan mengunjungi salah satu kampus lembaga
internasional pelajar asing, al-Musthafa International University (MIU),
di kota Qom.
KH Aqil
Siradj bersama Prof. Dr. KH Achmad Mubarok dan Prof. Dr. Muhaimin Zein
meninjau asrama mahasiswa dan tidak lupa melihat dari dekat
perpustakaan. Setelah itu rombongan melakukan tatap muka dengan
mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di kota suci Qom, Kamis
siang (27/10) di ruang auditorium.
Rombongan
diterima oleh Ketua Umum Himpunan Pelajar Indonesia (HPI), Ammar Fauzi.
Dalam pertemuan itu, KH Aqil Siradj menyampaikan sambutan menyampaikan
sambutannya di hadapan puluhan mahasiswa Indonesia. Ketua PBNU membuka
pembicaraannya dengan menilik sejarah Islam di Nusantara yang diterima
dengan suka rela dan kepuasan batin lantaran keunggulan ilmu
pengetahuannya, bukan dengan pemaksaan dan kekerasan.
"Fiqih
itu variatif," jelas Aqil Siradj. Menurutnya, ada ada fiqih ahkam, fiqih
dakwah dan fiqih hikmah. Ditambahkannya, "Dalam dakwah dan menyampaikan
kebenaran juga ada fiqihnya, sehingga dapat diterima masyarakat dan
bermanfaat."
Di
akhir penjelasannya, Aqil Siradj menekankan tiga kata kunci, tawassuth,
tawazun, dan tasamuh. Tiga kata ini dapat mengelola kebenaran hingga
dapat kita sampaikan kepada masyarakat Indonesia dengan baik, penuh
hikmah dan bermanfaat.
Selain
Aqil Siradj, Prof. Dr. KH Achmad Mubarok, Ketua Dewan Pembina DPP Partai
Demokrat ikut memberikan wejangan kepada para mahasiswa. Tatap muka
ditutup dengan sambutan dari Ketua Jamiyyatul Qurra wal Huffazh, Prof
Dr. Muhaimin Zein. Ia menyatakan bahwa maksud kedatangan yang keempat
kalinya ke Iran ini adalah dalam rangka bekerja sama dengan
lembaga-lembaga pendidikan dan pusat-pusat penelitian di bidang al-Quran
di Iran. Muhaimin Zein dengan tegas membantah isu bahwa al-Quran Syiah
berbeda dengan al-Quran Ahli Sunnah.
Sesuai
agenda, KH Aqil siradj beserta rombongan akan berkunjung ke salah satu
perpustakaan terbesar di dunia, Kitab Khaneh Mar'asyi Najafi. Pada malam
harinya rombongan bertolak ke kota Mashad untuk berziarah ke makam suci
Imam Ridha as. (IRIB/SL)
Kamis, 27 Oktober 2011
Aqil Siradj: Islam di Nusantara Diterima dengan Suka Rela, Bukan Paksaan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar