This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 22 Maret 2012

"Apa Yang Diberikan Allah Swt Kepada Kita Sesuai dengan Niat Kita"


Dosen Filsafat Universitas Mofid Qom, Doktor Sayid Mohammad Taqi Chavoshi menyatakan, besarnya kesiapan kita ketika akan mengerjakan sesuatu, akan menentukan besarnya tingkat amal saleh yang sesuai dengan niat tulus kita.
 
Berbicara mengenai detik-detik perubahan tahun dan peringatan tahun baru kalender persia (Nouruz) serta tentang cara agar niat dan harapan luhur itu dapat berlanjut dan berkesinambungan, Doktor Chavoshi kepada Mehr News (20/3) mengatakan, "Saya akan menukil hadis dari Imam Ali as yang berkata;
 
العطیة بقدر نیة
 
Yakni apa yang diberikan kepada kita sesuai dengan niat kita. Terkabulnya sebuah amal bergantung pada kecocokannya dengan niat."
 
Ditambahkannya, "Mungkin secara lahiriah kita melakukan sesuatu atau berniat melakukannya yang termasuk akhlak yang terpuji, akan tetapi apa yang akan kita dapatkan dari amal tersebut sangat terkait dengan persiapan dalam diri kita yaitu sebesar apa kita mempersiapkan diri untuk melakukannya."
 
"Secara ringkas saya katakan bahwa tidak ada amal yang terlepas dari niatnya. Tidak mungkin berniat melakukan sesuatu yang buruk akan tetapi hasilnya baik," tegasnya.
 
"Oleh karena itu, agar niat itu tetap berkesinambungan maka kita juga harus terus mempersiapkan diri untuk mengamalkannya. Kesiapan tersebut dapat dicapai dengan pertolongan dari Allah Swt disertai dengan tekad dari diri kita juga." (IRIB Indonesia/MZ)

Kebahagiaan Tertinggi Dalam Islam Adalah Keridhaan dari Allah Swt


Doktor Mohammad Fanaee, anggota Dewan Ilmiah Lembaga Pendidikan dan Bimbingan Imam Khomeini ra menyatakan, "Agama Islam menginginkan keceriaan manusia karena keceriaan adalah bagian dari kebahagiaan. Dan dalam Islam keceriaan paling utama adalah mendapatkan keridhoan dari Allah Swt."

Doktor Fanaee (14/3) mengatakan bahwa berbahagia dan menggelar acara perayaan [halal] juga merupakan salah satu bentuk pensyukuran nikmat Allah Swt. Tentunya keceriaan dan kebahagiaan tersebut harus tetap sesuai dengan syariat. Mengingat keceriaan itu indah, maka pada hakikatnya sesuatu yang haram, maka tidak logis dan tidak dapat diterima dan oleh karena itu pula hal tersebut tidak indah.

Ditambahkannya, "Ini berarti akal kita juga ikut membimbing kita mengenai bagaimana kita harus berbahagia, dan syariat yang menentukan batas-batasnya."

Oleh karena itu, menurut Doktor Fanaee, kebahagiaan dan keceriaan itu harus logis dan manusiawi. Adapun kebahagiaan tertinggi dalam Islam adalah keberhasilan mendapat keridhaan Allah Swt. (IRIB Indonesia/MZ)

Silaturahmi Adalah Salah Satu Keunggulan Agama Islam


Hujjatul Islam Sayid Ibrahim Hosseini menyatakan, "Al-Quran sangat menekankan pentingnya menunjukkan cinta dan kasih sayang di dalam berbagai kesempatan."

Menyinggung peringatan tahun baru kalender Persia yang tinggal beberapa hari lagi, Hosseini mengatakan bahwa tahun baru adalah salah satu waktu yang tepat untuk bersilaturahmi.

Dalam wawancaranya dengan Fars News (15/3), Hosseini mengatakan, "Salah satu kriteria Islam adalah dimensi rahmat, cinta, dan hubungan kasih sayang antarumat Islam dan juga penekanannya dalam masalah keluarga."

Menurutnya, filsafat pembentukan rumah tangga sebagai pondasi masyarakat adalah penyebaran cinta kasih dan rahmat. Dalam surat al-Rum ayat 21 Allah Swt memerintahkan agar manusia menggunakan kesempatan yang ada untuk saling mengasihi dan menyayangi.

«وَمِنْ آیَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَکُم مِّنْ أَنفُسِکُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْکُنُوا إِلَیْهَا وَجَعَلَ بَیْنَکُم مَّوَدَّةً وَ رَحْمَةً»

Dan silaturahmi adalah satu satu cara untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang.
 
Peniliti di Lembaga Riset Imam Khomeini ra ini lebih lanjut menjelaskan, "Silaturahmi termasuk ibadah yang memiliki banyak manfaat termasuk pengampunan dosa-dosa, memanjangkan umur, serta kemuliaan di dunia dan ampunan di akhirat kelak. Dan oleh karena itu, niatkan untuk beribadan ketika bersilaturahmi. (IRIB Indonesia/MZ)

Hiburan Perlu Tapi Seimbang


Hujjatul Islam Sayid Reza Mousavi Shakuri menyatakan bahwa Islam tidak menentang bersenang-senang kecuali jika melanggar prinsip-prinsip akhlak. Dikatakannya, "Keseimbangan dalam bersenang-senang dan menjauhi segala bentuk aksi berlebih-lebihan dalam bersenang-senang, sangat penting bagi keselamatan jiwa individu dan masyarakat,"
 
Shakuri dalam wawancaranya dengan Rasa News (19/3) menjelaskan posisi bersenang-senang dan hiburan dalam Islam dan mengatakan, "Dalam budaya Islam, hiburan yang sehat merupakan hal yang perlu untuk mengembangkan dan meningkatkan semangat dalam kerja, serta keceriaan dalam setiap dimensi dalam kehidupan, dan bahkan ditekankan oleh para imam maksum as."
 
Menurutnya, hiburan dan aktivitas bersenang-senang merupakan bagian dalam perjalanan menuju kesempurnaan karakter individu dan sosial masyarakat. Hiburan yang sehat setelah kerja berat dan usaha keras, akan menjauhkan manusia dari kesedihan dan kemurungan. Oleh karena itu, hiburan yang sehat ditekankan dalam Islam.
 
"Sayangnya masyarakat keliru menilai dalam bersenang-senang dan cenderung berlebih-lebihan. Bahkan sebagian orang berpendapat tidak ada batasan dalam bersenang-senang, dan melanggar semua batasan undang-undang dan syariat," kata Shakuri.
 
"Harus ada keseimbangan dalam bersenang-senang dan oleh karena itu segala bentuk aktivitas hiburan yang berlebih-lebihan harus dihindari. Hiburan yang sehat tidak bertentangan dengan pokok bimbingan dan ajaran Islam, tidak merugikan diri dan orang lain, serta tidak mencemari nama baik dan mengancam nyawa diri dan orang lain. Pada intinya hiburan yang sehat adalah yang tidak keluar dari lingkaran penghambaan kepada Allah Swt.
 
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa lingkup hiburan sangat luas dalam Islam dan mencakup olahraga seperti sepakbola, gulat, anggar, maraton, berkuda, mendaki gunung, berenang, jalan-jalan ke perkebunan dan alam, mendengar musik yang tidak diharamkan, menonton film yang bermanfaat, dan membaca buku humor, puisi, novel, serta bertamu, bersilaturahmi, menjamu tamu, membeli baju baru, dan memakai parfum, dan masih banyak lagi. Meski demikian harus ditekankan kembali bahwa jangan sampai berlebih-lebihan dan melanggar syariat.
 
Dalam Islam hiburan yang sehat adalah elemen penting dalam pengokohan jiwa, karena tanpa istirahat dan hiburan, manusia akan merasa ketidaktenangan, stres, berperangai buruk, dan kehilangan semangat hidup. Dan dalam masyarakat yang stres maka tenaga dan waktu setiap individu di dalamnya akan terkuras untuk bermurung dan tidak ada kesempatan untuk berkembang. (IRIB Indonesia/MZ)

Wawancara Dubes RI di Tehran: Bila Syiah-Sunni Bersatu dan Bekerjasama, Islam akan Menjadi Kekuatan Besar di Dunia (Bagian Kedua-habis)


IRIB Indonesia: Pak Dubes, sekarang kita akan coba mengulas tujuan kedua penugasan Bapak di Tehran tentang people to people. Untuk memperkenalkan Indonesia secara luas kepada rakyat Iran, tentu saja pihak KBRI Tehran tidak dapat melakukannya sendiri. KBRI Tehran membutuhkan bantuan dan sosialisasi dari warga Indonesia dari berbagai kalangan yang tinggal di Iran. Nah, kira-kira apa program dan harapan Bapak dari warga Indonesia yang ada ini untuk menyukseskan program ini, yang pada intinya merupakan amanat dari NKRI di pundak seluruh bangsa Indonesia di manapun saja berada?

Dubes RI: Benar. Seperti yang sudah saya katakan tadi, people to people contact ini sangat luas mencakup sosial, budaya, pendidikan dan olahraga semua masuk dalam cakupan people to people contact. Saya melihat semua itu peluang. Coba sekarang kita melihat bidang pendidikan. Marilah kita belajar dari negara lain, khususnya negara tetangga kita. Kalau negara Malaysia bisa mendatangkan 140 ribu turis ke Malaysia, mengapa kita hanya 20 ribu, atau kurang dari itu? Bila Malaysia mampu mendatangkan 15 ribu mahasiswa Iran, mengapa kita hanya segelintir? Padahal Islam kita diakui sebagai Islam yang lebih berwarna, lebih beragam, lebih moderat dan Islam yang penuh senyum.

Kenyataan ini sebenarnya menjadi tantangan buat kita mengapa mereka berhenti di Malaysia? Pasti ada sesuatu.

Beberapa waktu belakangan ini kami berusaha mencari tahu ketika saya ke Jakarta. Karena itu saya bertemu juga dengan pelbagai pihak di Jakarta, khususnya di kalangan pendidikan tinggi, termasuk universitas Islam kita. Dalam hal ini universitas Islam yang ada di Jakarta.

Sebetulnya kita bisa berbuat banyak juga. Coba perhatikan! Malaysia memberikan sarana yang lebih lengkap. Sebagai contoh, masalah visa. Malaysia berani memberikan visa yang multiple entry untuk jangka 10 tahun.

Masalah-masalah pengembangan budaya ini tidak hanya terkait dengan bidang bersangkutan, tapi terkait dengan bidang-bidang lainnya. Jadi kitapun harus mulai menyiapkan diri untuk melakukan koordinasi antarlembaga di Indonesia. Koordinasi ini harus ditingkatkan dan bukan hanya terfokus pada departemen pendidikan, tapi juga harus terkait dengan Bappenas. Terkait juga dengan bidang hukum, karena menyangkut masalah keimigrasian dan sebagainya.

Di bidang pendidikan juga masih bisa dikembangkan. Bila mahasiswa Indonesia diberi beasiswa dari pemerintah Iran atau kalangan non-pemerintah, kita juga punya program-program yang bisa dikembangkan untuk merangkul mahasiswa Iran datang ke Indonesia.

Tapi selama ini rupanya ada persepsi yang salah. Ada berbagai kasus yang sangat tidak kondusif untuk hubungan ini. Misalnya, masalah di Madura. Kelompok kecil Syiah yang katanya diserang oleh kelompok yang lebih besar. Nah, hal-hal yang seperti ini menciptakan persepsi yang salah dari masyarakat Iran untuk datang ke Indonesia. Padahal yang terjadi di lapangan adalah bukan pertentangan antara Syiah dan Sunni, tapi lebih ke masalah-masalah yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan pemerintah Iran dan Indonesia. Karena itu sebenarnya masalah keluarga yang kemudian dieksploitir dan dikembangkan sehingga memunculkan persepsi yang salah.

Hal-hal yang seperti ini tidak dapat diselesaikan sendiri oleh KBRI atau departeman agama, tapi harus menyangkut bidang-bidang lain seperti departemen dalam negeri, pemerintah daerah dan sebagainya.

Selama persepsi-persepsi yang seperti ini masih ada memang akan menjadi ekstra sulit bagi kami untuk bisa mengembangkan people to people. Tapi bagaimanapun juga kita harus memulai langkah ini. Kalau tidak, kapan lagi akan kita lakukan? Oleh karena itu, ke depannya salah satu bentuk yang akan kita lakukan, program yang akan dilakukan oleh KBRI antara lain; memajukan upaya dialog antarkepercayaan dan antaragama. Buat saya, dialog semacam ini sangat penting. Karena untuk memberikan keyakinan di masyarakat kedua belah pihak, bahwa namanya Syiah-Sunni itu bukan satu pertentangan. Bukan sesuatu yang harus dipertentangkan. Apalagi yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain untuk dipertentangkan. Justru kalau kita bisa merangkul, saling berjabat tangan untuk bekerjasama, Islam akan menjadi kekuatan besar. Yang tadi saya katakan, bukan hanya secara bilateral, tapi di kawasan dan juga di dunia.

Banyak tantangan, termasuk juga olahraga. Indonesia adalah negara yang masih jauh tertinggal dalam cabang olahraga. Di lain pihak, Iran punya cabang olahraga yang dominan seperti bola voli, angkat besi dan gulat. Ketika saya di Jakarta, saya sudah bertemu dengan ketua KONI yang baru. Mereka sangat berminat untuk mengembangkan hubungan olahraga ini. Selama ini badminton sudah jalan. Tapi mengapa hanya badminton? Kita perlu mengembangkan cabang olahraga yang lain. Langkah ke arah sana sudah mulai kita lakukan.

Banyak hal yang bisa digarap.

IRIB Indonesia: Pak Dubes, Iran baru-baru ini menyelenggarakan Pekan Budaya di Indonesia pada 7-13 Maret. Masih dalam kerangka people to people contact, apakah ada rencana Indonesia akan menyelenggarakan Pekan Budaya di Iran, apa lagi Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran telah menawarkan bahwa Tehran siap menjadi tuan rumah bagi Pekan Budaya Indonesia di Tehran?

Dubes RI: Betul, betul sekali. Minggu lalu ada Iran Week di Indonesia. Kegiatannya kultur dan kebudayaan mencakup berbagai bidang termasuk film dan pameran yang dibuka secara resmi di Museum Nasional. Sebagai informasi, tahun ini kita juga akan mengadakan Pekan Budaya di Tehran sekitar bulan September. Kita akan mengadakan Indonesian Week dan dalam kaitan ini, saya sudah bicara dengan departemen pariwisata dan ekonomi kreatif dan mereka mendukung sepenuhnya acara ini yang akan diselenggarakan di bulan September nanti. Temanya Indonesian Week dan kita akan memperkenalkan kebudayaan Indonesia bukan hanya musik, tapi juga, insya Allah, tari-tarian dan juga kita akan coba seperti yang dilakukan Iran di Indonesia yaitu mengenalkan film-film Indonesia yang mulai berprestasi di tingkat internasional.

Pekan Budaya ini sudah masuk dalam program kita dan akan dilaksanakan pada bulan September.

IRIB Indonesia: Terima kasih atas kesediaan Bapak Dubes berbincang-bincang dengan kami. Sebagai penutup, karena Iran saat ini tengah memasuki tahun baru Hijriah Syamsiah yang dikenal dengan tradisi Nouruz. Mungkin Bapak Dubes punya pesan kepada bangsa Iran, ataukah punya kesan tersendiri mengenai tradisi Nouruz ini, silahkan.

Dubes RI: Tadi pagi ketika saya menyerahkan Credential kepada Bapak Presiden Mahmoud Ahmadinejad, pesan pertama yang saya ucapkan adalah ucapan selamat tahun baru buat Presiden Iran, baik dari saya selaku Duta Besar yang baru dan ucapan yang sama dari Bapak Presiden Indonesia kepada Presiden Republik Islam Iran. Selamat Tahun Baru.

Harapan kami dan juga harapan Bapak Presiden Indonesia serta harapan KBRI Tehran, semoga tahun baru buat masyarakat Iran ini dapat menambah kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyat Iran. Saya percaya bahwa tahun baru selalu membawa hal-hal yang baru. Mudah-mudahan dengan doa kita bersama, Iran juga akan menghadapi masa depan baru yang lebih baik dari yang sebelumnya. Kami bangsa Indonesia sebagaimana yang saya sampaikan kepada Bapak Mahmoud Ahmadinejad senantiasa akan bekerjasama bersama rakyat Iran membawa kemakmuran bersama bagi kedua negara. Itulah yang saya sampaikan kepada beliau dan lewat beliau kepada seluruh rakyat Iran. (IRIB Indonesia)

Wawancara Dubes RI di Tehran: Ada Salah Persepsi Kalangan Pengusaha Indonesia Terkait Embargo Iran (Bagian Pertama)



Hari Ahad pagi, 18 Maret 2012, Bapak Dian Wirengjurit, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Iran menyerahkan surat kepercayaan kepada Bapak Mahmoud Ahmadinejad, Presiden Republik Islam Iran. Menyusul penyerahan surat kepercayaan itu, Saleh Lapadi dari IRIB Indonesia melakukan wawancara eksklusiv dengan Bapak Dubes mengenai seremonial penyerahan surat kepercayaan itu dan masalah bilateral Indonesia dan Iran.

Berikut ini adalah transkrip wawancara yang dilakukan pukul 13.00 siang waktu Tehran:

IRIB Indonesia: Sebelum memulai pembahasan tentang hubungan bilateral Indonesia dan Iran, silahkan Bapak Dubes RI  Dian Wirengjurit memperkenalkan diri terlebih dahulu.

Dubes RI: Terima kasih. Nama saya Dian Wirengjurit. Saya mulai bertugas di Tehran tanggal 29 Januari 2012, tapi baru hari ini dapat kesempatan menyerahkan surat kepercayaan (Letter of Credential) kepada Presiden Ahmadinejad. Sebelum di Iran saya bertugas sebagai Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Indonesia di Moskow. Saya bertugas di Moskow mulai dari tahun 2010 akhir sampai 2011 akhir. Jadi kira-kira saya bertugas di Rusia satu tahun lebih. Kemudian Bapak Menteri Luar Negeri menyampaikan bahwa saya dialihtugaskan ke Tehran secepatnya dan saya tiba di Tehran tanggal 29 Januari. Tapi sebelum di Moskow, saya sendiri ditugaskan di pos-pos multilateral. Saya pernah di New York dan ditugaskan juga di Jenewa.

Buat saya, pengalaman di Moskow dan Tehran adalah pengalaman pertama untuk menangani masalah-masalah bilateral. Nah, suatu kehormatan saya dipercaya Presiden Republik Indonesia untuk ditempatkan di Tehran. Karena Iran sendiri adalah negara yang sangat penting di kawasan dan mempunyai peran sejak dahulu yang harus diperhitungkan. Mengingat kedua negara punya potensi yang sangat besar, maka mestinya kedua negara, baik Indonesia maupun Iran, bisa berbuat lebih banyak dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap upaya perdamaian dunia secara umum, maupun dalam upaya memajukan upaya dalam perekonomian baik Indonesia maupun Iran.

Jadi, misi saya adalah memajukan kerjasama Iran-Indonesia, khususnya dalam bidang ekonomi, terutama ketika situasi ekonomi dunia sedang tidak menentu seperti sekarang ini.

IRIB Indonesia: Dengan melihat latar belakang Bapak hanya setahun di Moskow kemudian dialihtugaskan ke Tehran. Waktu yang singkat seperti itu memberikan petanda ada tugas khusus yang membuat Bapak dialihtugaskan ke Tehran. Apakah dalam pertemuan dengan Presiden Ahmadinejad, ada pesan khusus dari Bapak Presiden Republik Indonesia , Susilo Bambang Yudhoyono kepada presiden Iran?

Dubes RI: Pesan khusus sudah saya terima ketika mulai proses pengangkatan sebagai duta besar. Yaitu, ketika saya mulai menghadap DPR. Karena pesan DPR bahwa Iran yang saat ini sedang terkena sanksi dan embargo dari beberapa negara di dunia, mestinya tidak ditinggalkan, tapi justru harus kita pelihara hubungan bilateral kita. Buat saya secara pribadi, ketika menghadap DPR pun, saya sudah tekankan bahwa misi saya, justru dalam keadaan Iran dalam sekarang ini, kita malah harus menunjukkan solidaritas. Justru banyak hal sebenarnya yang dapat digarap dan sanksi terhadap Iran sendiri bagi Indonesia harus dijadikan kesempatan untuk meningkatkan dan mengembangkan hubungan di berbagai bidang, khususnya ekonomi.

Karena semua negara dengan ekonomi dunia yang tidak menentu seperti saat ini memerlukan kerjasama dengan negara lain. Nah, buat Indonesia, misi khusus dari presiden adalah selain mitra-mitra tradisional dengan negara-negara Barat pada umumnya, kita juga harus mulai mengembangkan hubungan dengan negara-negara non-tradisional. Yaitu, negara-negara yang baru atau negara-negara yang selama ini belum tergarap secara maksimal.

Misi saya di tengah sanksi yang dihadapi Iran adalah saya melihat banyak potensi yang sebenarnya bisa digarap di bidang ekonomi, hanya kemudian di dalam negeri Indonesia sendiri, kalangan bisnis ternyata masih khawatir. Mereka masih belum siap melihat keadaan di lapangan. Yang ada adalah paradigma atau persepsi yang menurut saya itu salah. Bahwa Iran yang terkena sanksi ini dikhawatirkan tidak bisa mengembangkan hubungan ekonomi. Padahal, saya justru melihat sebaliknya. Bahwa di saat Iran seperti ini, potensi dan peluang ekonomi itu masih terbuka. Hanya saja kita harus cari cara dan mekanisme, sehingga kita juga bisa tetap jalan dengan ketentuan atau keputusan yang diambil PBB, tapi kita juga tidak mengorbankan kepentingan bilateral dan khususnya kepentingan Indonesia sendiri. Nah, itu yang sedang saya coba garap.

IRIB Indonesia: Ketika bertemu dengan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, apakah hal-hal yang Bapak sampaikan itu juga disampaikan kepada Presiden Iran?

Dubes RI: Benar. Secara singkat pertemuan penyerahan Credential tadi itu dilakukan dalam waktu yang agak singkat. Saya diberitahu baru kemarin, bahwa hari ini (Ahad, 18/3) Presiden Ahmadinejad bersedia menerima Credential saya. Nah, dalam waktu yang sesingkat ini, saya manfaatkan untuk menyampaikan message yang tadi saya sampaikan, dalam bahasa yang lebih singkat tentunya. Yaitu, bahwa kepada Bapak Presiden Ahmadinejad saya sampaikan dua tugas utama saya; pertama, mempromosikan pengembangan dan peningkatan hubungan ekonomi dan kedua, mengembangkan hubungan people to people. Hubungan masyarakat dengan masyarakat yang selama ini belum tergarap. Nah, hubungan masyarakat dengan masyarakat ini sangat luas dapat mencakup kultur, kebudayaan, bisa mencakup pendidikan, olahraga dan bidang-bidang sosial lainnya.

Buat saya, tujuan kedua ini tidak kalah pentingnya dengan perluasan hubungan ekonomi. Karena buat saya masih ada persepsi salah, bukan saja antara masyarakat di dunia, tapi juga antara masyarakat di negara-negara tertentu, khususnya Islam pun persepsinya berbeda. Bahwa Islam Syiah dan Sunni seringkali dipertentangkan padahal hal ini sebetulnya menjadi potensi besar kalau kita bisa bergabung. Nah, message ini saya sampaikan juga kepada Bapak Presiden Ahmadinejad dan beliau menyepakati pandangan ini bahwa kalau Indonesia dan Iran dapat bersatu, bisa menunjukkan bahwa Islam itu memang agama yang mencintai perdamaian. Bila Indonesia dan Iran bisa bersatu dan bekerjasama, kita dapat menyebarluaskan bahwa Islam bisa berkontribusi bagi perdamaian dunia.

IRIB Indonesia: Setelah menyampaikan surat kepercayaan kepada Bapak Presiden Ahmadinejad, untuk ke depannya peluang dan tantangan apa saja yang ada dalam hubungan Indonesia dan Iran?

Dubes RI: Peluangnya tentu saja lebih besar. Indonesia dan Iran menghasilkan produk-produk yang saling melengkapi. Indonesia membutuhkan minyak Iran. Karena kita memproduksi minyak, tapi tidak cukup untuk konsumsi dalam negeri. Karenanya, kita masih mengimpor, terutama juga dari Iran. Sementara Iran juga membutuhkan komoditas andalan Indonesia seperti karet, kelapa sawit, kopi, teh, coklat, kertas dan sebagainya. Jadi, secara ekonomi kebutuhan kita berbeda. Di sini kita bisa saling mengisi. Masalahnya tantangan dari hubungan Indonesia-Iran ini adalah paradigma.

Paradigma di kalangan pengusaha Indonesia, Iran adalah negara yang dikenai sanksi dan siapapun tidak boleh melakukan hubungan dagang dengan Iran. Itu persepsi yang sama sekali salah. Nah, persepsi salah ini harus saya ubah. Karena itu, ketika dua minggu lalu saya di Jakarta dalam rangkaian rapat kerja seluruh perwakilan Indonesia di luar negeri, saya dalam artian KBRI Tehran mengadakan juga yang namanya ekonomi gathering dengan pengusaha-pengusaha Indonesia yang punya minat berdagang dengan Iran atau yang sudah melaksanakan hubungan dagang dengan Iran. Kita bertukar pandangan, di situlah kelihatan bahwa sebagian besar pengusaha Indonesia masih khawatir dan masih salah persepsi tentang Iran. Karena di lain  pihak, ada juga pengusaha Indonesia yang selama ini sudah melakukan dagang dengan Iran, tapi tidak ada masalah. Berbagai pengalaman yang mereka alami itu yang kemudian dishare dengan pengusaha Indonesia. Mudah-mudahan hal ini bisa dilakukan secara kontinyu, sehingga ke depannya semakin terbuka persepsi dan wawasan pengusaha Indonesia bahwa berdagang dengan Iran bukan sesuatu yang tabu. Tapi justru sebuah potensi yang kalau digarap bisa menambah devisa negara.

Saat ini, volume perdagangan Indonesia-Iran baru mencapai 1,8 miliar dolar. Ketika saya bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi beliau secara prinsip mengatakan, "Seharusnya nilai neraca perdagangan Indonesia-Iran besar, bahkan di tahun 2015 ditargetkan bisa mencapai 8 atau bahkan 10 miliar dolar. Buat saya, ini satu tantangan yang kalau kita garap secara bersama, bukan hanya kalangan pebisnis Indonesia, tapi kedua negara, maka hal ini dapat tercapai.

Hal lain yang perlu kita lakukan di sini adalah mengenalkan iklim usaha Indonesia kepada kalangan dunia usaha di Tehran. Saya tahu bahwa hal ini tidak mudah. Tidak bisa seperti membalik tangan.Tapi diperlukan perencanaan dan kontinyuitas program-program kita. KBRI Indonesia di Tehran senantiasa akan berfungsi sebagai fasilitator dan melakukan sebisanya selama itu membawa manfaat bagi kedua negara. Contohnya begini, beberapa hari yang lalu, perusahaan industri kereta api kita PT Kereta Api Indonesia dipercaya mendapatkan kontrak senilai 68 juta euro untuk menyediakan gerbong-gerbong penumpang kereta api Iran. Ini satu tanda positif bahwa kita sekarang sudah mulai tahu sanksi tidak ada kaitannya dengan upaya pengembangan, malah justru memberikan peluang yang lebih besar.

IRIB Indonesia: Bapak Dahlan Iskan, Menteri BUMN beberapa waktu lalu juga menyatakan Indonesia akan membeli minyak Iran yang sedianya akan dijual kepada Eropa dan Amerika akibat penerapan embargo. Apakah kebijakan Bapak mengarah ke sana?

Dubes RI: Betul, betul sekali. Karena itu, dalam kunjungan saya ke Jakarta kemarin, secara khusus saya menemui Bapak Dahlan Iskan. Visi dan misi Bapak Menteri sejalan dengan kebijakan yang akan dilakukan oleh KBRI Tehran. Yaitu, mengembangkan secara total hubungan kita dengan Iran. Makanya, PT Kereta Api Indonesia sebagai salah satu badan usaha di bawah Pak Dahlan Iskan. Kesepakatan untuk menandatangani kontrak senilai 68 juta euro itu juga atas arahan Bapak Dahlan Iskan.

Nah, ke depan memang ada beberapa pending menyangkut minyak. Ada satu proyek yang masih pending, yaitu pembangunan kilang minyak di Banten. Itu  juga menjadi tantangan saya menyelesaikannya. Ada juga masalah pupuk yang di Assaluyeh yang masih dalam proses. Selama ini BUMN kita juga mempunyai kekhawatiran untuk mengembangkan kedua bidang usaha tersebut. Tapi dengan adanya Bapak Dahlah Iskan sebagai Menteri BUMN yang baru, saya kira beliau sangat progresif. Jadi beliau tidak melihat sanksi itu sebagai hambatan, tapi sebagai motivasi buat kita untuk bisa masuk lebih dalam ke negara seperti Iran yang memang kaya dan sangat potensial ini.

IRIB Indonesia: Masih ada tersisa pertanyaan mengenai tugas utama Bapak untuk kerjasama ekonomi Indonesia dan Iran. Bukankah Indonesia punya banyak produk unggulan? Sementara bila kita melihat di sini, produk-produk Cina sangat mendominasi pasar Iran. Apakah ada upaya ke depan agar produk-produk Indonesia, seperti tekstil misalnya dapat menguasai pasar di sini?

Dubes RI: Betul sekali. India, Pakistan dan Cina sangat agresif masuk ke pasar Iran. Karena itulah, mereka juga melihat pasar Iran ini sangat potensial. Sanksi bisa diatasi dengan mekanisme yang kita sepakati bersama, sehingga kita tidak melanggar sanksi, tapi juga tidak menutup peluang kita sendiri untuk melebarkan pasar kita. Itulah yang menjadi tantangan Indonesia selanjutnya, bahwa kita harus bersaing dengan negara-negara Asia sendiri yang memang mempunyai kemampuan produk yang luar biasa. Tekstil dari Cina dan sebagainya.

Ketika saya di Jakarta, saya berbicara dengan teman-teman dari kalangan bisnis. Mereka melihat kalau kita masuk pada tekstil, mungkin kita harus berusaha ekstra keras. Tapi kita masih bisa masuk dari komoditi yang lain yang saya sebutkan sebelumnya seperti kelapa sawit. Selama ini Iran mendatangkan kelapa sawit dari negara ketiga, padahal barangnya dari kita. Nah, kita lagi mencoba agar barang itu bisa langsung, perdagangan kita bisa langsung. Demikian juga karet, kopi, kertas, bahkan baja pun sebenarnya kita punya potensi untuk masuk. Selama ini banyak komoditas kita masuk ke Iran lewat pihak ketiga.

Nah, tantangan kami di KBRI Tehran adalah mengusahakan komoditas itu masuk Iran langsung antara Iran dan Indonesia. Untuk komoditas yang memang kita saat ini masih menilai berat seperti tekstil, memang pengusaha kita pun menyadari hal itu. Kita butuh ekstra keras untuk masuk di pasar yang sama dengan komoditas yang sama dihasilkan oleh Cina. Tapi potensi di komoditas yang lain saya kira masih bisa dan Indonesia masih bisa bermain di Iran.

IRIB Indonesia: Saya melihat di sini ada optimisme dan kami sangat mendukung itu Pak Dubes.

Dubes RI: Terima kasih. (IRIB Indonesia/SL)

Bersambung ...

Baitul Maqdis Adalah Milik Dunia


Baitul Maqdis Adalah Milik Dunia

Ayatullah Alawi Gorgani merilis statemen dalam mendukung Konvoi Menuju Baitul Maqdis menyatakan bahwa masalah Palestina tidak terkait hanya untuk umat Islam saja melainkan milik semua umat di dunia dan gerakan ini [Konvoi] membuktikan fakta tersebut.

Fars News (16/5) melaporkan, hal itu dikemukakan Ayatullah Gorgani dalam statemennya setelah bertemu dengan para anggota Konvoi Menuju Baitul Maqdis di kota suci Qom.

Statemen beliau sebagai berikut:

Sekarang sejumlah orang yang peduli dan berpikiran bebas bergerak menuju Baitul Maqdis dalam program Konvoi Gerakan Global Menuju Jerusalem sektor Asia, para insan besar ini dari berbagai agama dan dari berbagai negara memulai gerakan mereka untuk memprotes kezaliman dan kejahatan dunia imperialis yang dipimpin Amerika Serikat dan dengan kerjasama dunia Barat serta para antek-antek Zionis terhadap Baitul Maqdis.

Gerakan ini menunjukkan bahwa masalah Palestina bukan hanya terkait pada umat Islam saja, melainkan semua insan bebas di dunia yang hati mereka terikat dengan perempuan dan anak-anak Palestina di wilayah pendudukan yang tergilas kaki Zionisme, wilayah yang merupakan kiblat pertama umat Islam dan dihormati oleh para pengikut agama langit sedunia.

Bagaimana pula wilayah tersebut menjadi korban keberingasan kaum tak bertuhan itu. Seluruh umat manusia di dunia dan umat Islam mukmin untuk menunjukkan solidaritas kepada Konvoi tersebut dari sisi materi maupun maknawi sehingga negara Palestina dapat segera bebas dan dapat menunaikan shalat persatuan di Masjidul Aqsha. Dengan harapan hari itu tiba. (IRIB Indonesia/MZ)

Wassalamualaikum.

Sistem Pendidikan Islami Dapat Dicapai Melalui Ekstraksi Nahjul Balaghah


Anggota Dewan Ilmiah Fakultas Hadis, Mostafa Delshad Tehrani menyatakan bahwa dari Nahjul Balaghah dapat digali sebuah sistem pendidikan karena Islam memiliki metode pendidikan dan bimbingan tersendiri. Meski demikian dia menekankan bahwa sistem pendidikan yang terkandung dalam Nahjul Balaghah itu juga berasal dari al-Quran dan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as, menyampaikan ucapannya berdasarkan al-Quran.
 
Dalam wawancaranya dengan IKNA (20/3), Delshad Tehrani mengatakan, "Sampai sekarang saya telah berhasil melakukan ekstraksi beberapa prinsip pendidikan dari lautan hikmah Nahjul Balaghah dan telah saya tuangkan dalam beberapa buku saya. Harus diakui bahwa lautan hikmah Nahjul Balaghah itu tidak berpantai."
 
Ditegaskannya  bahwa sebuah sistem pendidikan islami dapat dirumuskan melalui ekstraksi seluruh topik dalam Nahjul Balaghah di sektor pendidikan dan bimbingan. (IRIB Indonesia/MZ)

Nabi Muhammad Saw adalah Hamba Allah


Manusia besar memiliki kebesaran dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Karakter, kebiasaan, dan gaya hidup manusia yang besar berbeda dengan manusia biasa. Apalagi jika manusia besar yang kita bicarakan adalah utusan Tuhan alias nabi atau rasul, maka perbedaannya dengan manusia biasa semakin besar. Lebih dari itu, bila yang kita bandingkan dengan manusia biasa adalah nabi terbaik dan utusan Allah Swt termulia maka perbedaannya dengan manusia biasa semakian jauh lebih besar. Sebab, Nabi termulia ini jangankan dengan manusia biasa seperti kita, dengan nabi-nabi lainnya pun beliau dibedakan.

Sudah menjadi maklum bagi kita bahwa pembedaan ini bukan diskriminasi yang tidak adil dari Allah Swt, karena setiap orang dibedakan-Nya berdasarkan tingkat ketakwaannya di sisi-Nya. Tentu yang paling bertakwa di sisi Allah akan menjadi orang yang termulia di sisi-Nya. Maka Rasulullah Saw dibedakan oleh Allah Swt dan mendapat sapaan dan perlakuan yang khusus dari-Nya di dalam al-Quran karena beliau berhasil mencapai tangga `ubudiyyah (perihal menjadi hamba Allah) yang tertinggi dan teristimewa. Allah Swt membedakan Rasulullah Saw karena beliau merupakan manifesati yang sempurna dari hamba mutlak-Nya. Beliau kapanpun dan dimanapun alias selamanya selalu menjadi hamba mutlak Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan tidak pernah menjadi hamba selain-Nya. Beliau tidak pernah menjadi hamba harta, hamba tahta, apalagi hamba wanita. Muhammad Saw hanya hamba Allah Swt.

Rasulullah Saw memiliki banyak sifat-sifat yang utama dan mulia, seperti penyayang, dermawan, sabar, pemaaf, ramah, pandai, pemimpin, rendah hati, tegas, bijak, arif, optimis dan lain-lain. Alhasil, semua sifat yang utama dapat kita nisbatkan kepada beliau. Dan sebaliknya semua sifat tercela harus kita jauhkan dari pribadi agung beliau.

Dalam diri Rasulullah Saw terdapat serangkaian sifat-sifat sempurna, dimana setiap orang dapat menjadikannya sebagai uswah (teladan) dan tuntunan terbaik untuk melangkah menuju pembangunan jiwa.Yang demikian itu karena beliau adalah insan kamil (manusia seutuhnya/manusia yang sempurna). Rasul Saw adalah manifestasi dari setiap kesempurnaan spiritual. Jika kita berbicara tentang sifat sabar maka Rasul Saw merupakan manifestasi dari puncak kesabaran. Jika kita berbicara tentang ilmu maka beliau telah menggapai tangga ilmu/makrifat yang tertinggi. Jika kita berbicara tentang ibadah maka beliau telah merasakan manisnya ibadah yang paling tulus dan paling dalam. Alhasil, Rasulullah Saw merupakan manifestasi paling sempurna dari seluruh sifat jalaliyyah (sifat kebesaran) dan jamaliyah (sifat keindahan) Ilahiah. Ketika beliau bersabda, "Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah," maka beliau merupakan tajalli (penampakan) yang paling agung dari akhlak Allah di muka bumi. Dengan kata lain, semua sifat terpuji yang kita saksikan di muka bumi merupakan pancaran dari Nur Muhammad Saw. Sehingga karena itu mustahil seorang Muslim mencapai keutamaan akhlak yang ideal tanpa menjadikan Rasulullah Saw sebagai pembimbing dan guru akhlaknya.

Perlu digarisbawahi bahwa kita pun dalam batas-batas tertentu memiliki sifat-sifat utama yang disandang oleh Nabi Saw, seperti penyayang. Saat kita memperlakukan anggota keluarga kita dengan penuh kasih sayang maka kita berusaha meniru Nabi Saw yang bersikap lemah lembut terhadap keluarganya. Dan nabi-nabi terdahulu pun menyandang seluruh atribut kesempurnaan yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw. Jika berbicara tentang kesabaran dan kedekatan kepada Allah Swt, misalnya, maka nabi- nabi dan para rasul terdahulu pun memiliki keduanya. Ini bukan hanya monopoli Nabi Muhammad Saw. Namun bila kita bertanya kepada al-Quran adakah suatu karakter/ciri khas yang dimiliki oleh Rasul Saw yang tidak dimiliki oleh seluruh nabi terdahulu, apalagi manusia biasa selain mereka? Al-Quran menjawab, iya. Ada karakter yang hanya menjadi monopoli Nabi Saw, yaitu kedudukan beliau sebagai hamba mutlak Allah Swt.

Al-Quran Bersaksi bahwa Nabi Saw Hanya Hamba Allah Swt
Al-Quran sebagai kitab suci yang agung memiliki keunikan dan keajaiban yang menggagumkan. Mukjizat al-Quran bukan hanya terletak pada kedahsyatan maknanya namun juga pada pemilihan kata/lafalnya.

Kitab Samawi yang paling agung ini memberikan perlakuan yang khusus kepada Nabi Terakhir Saw. Salah satu bentuk perlakuan khusus itu adalah al-Quran menggunakan ungkapan (ta`bir) yang hanya ditujukan untuk Nabi Saw. Misalnya, dalam al-Quran kata `abd (yang berarti seorang hamba) hanya secara khusus disematkan untuk Nabi Saw.

Al-Quran al-Karim ketika ingin menisbatkan "hamba" (`abd) kepada seluruh nabi maka sesudah atau sebelum kata itu selalu disertai dengan penyebutan nama-nama mereka. Misalnya, Allah Swt berfirman:

"Dan ingatlah hamba-hamba Kami Ibrahim, Ishaq, dan Ya`qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi." (QS. Shad: 45)

"Dan ingatlah hamba Kami Dawud yang mempunyai kekuatan." (QS. Shad: 17)

"Dan ingatlah hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya." (QS. Shad 41)

"Mereka mendustakan hamba Kami (Nuh)." (QS. Qamar: 9)

Tetapi saat kata `abd itu dinisbatkan kepada Nabi Muhammad Saw maka tanpa disertai dengan menyebut nama beliau. Yang demikian itu karena Rasulullah Saw merupakan manifestasi hamba yang mutlak (`abd mutlak). Sebagaimana diisyaratkan dalam firman-Nya: "Maha Suci Allah yang telah menurunkan al Furqan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." (QS. Furqan: 1) Meskipun Kitab Taurat Nabi Musa as juga merupakan Furqan (pembeda antara yang hak dan batil) namun Allah menyebut nama Musa dalam firman-Nya: "Dan ingatlah ketika Kami berikan kepada Musa al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membedakan antara yang benar dan yang salah (al Furqan)." QS. Al Baqarah: 53) Jadi, ketika kita membaca al-Quran lalu kita temukan kata `abd secara mutlak maka hamba yang sempurna (`abd kamil) akan segera terlintas dalam pikiran kita, yaitu Rasulullah Saw.

Dalam ayat tersebut, sebelum kata "`abd" dan sesudahnya, nama Nabi Saw tidak disebutkan, sehingga kita dapat mengatakan bahwa nama beliau dihapus dengan qarinah (indikator). Di samping itu, yang juga menarik adalah bahwa al-Quran tidak pernah menggunakan ungkapan "`abdana" (hamba Kami) untuk Nabi Muhammad Saw, karena itu mengisyaratkan majemuk (katsrat)), namun ia mengatakan `abduhu' (hamba-Nya), dimana ini mengisyaratkan kepada wahdat (kesatuan).

Ayat lain yang menunjukkan bahwa hamba yang mutlak hanya dikhususkan untuk Nabi Saw adalah firman Allah Swt dalam permulaan surat al Isra: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam." (QS. Isra: 1) Dan dalam permulaan surat al-Kahfi, terdapat ta`bir (ungkapan) yang menyerupai ayat ini: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al Kitab (Al-Quran)." (QS. Al-Kahfi: 1) Berkenaan dengan kedua ayat tersebut, filosof dan pakar tafsir kontemporer Iran, Ayatullah Jawadi Amuli berpendapat bahwa fokus pembicaraan pada awal surat al Isra' adalah tasbih (penyucian), sedangkan pada permulaan ayat surat al-Kahfi mengarah pada tahmid (pemujian). Sebab, hamba mutlak Allah Swt dapat menjadi manifestasi—karena `ubidiyah-nya yang sempurna—dari Subbuh (Yang Maha Suci) sebagaimana ia dapat menjadi manifestasi dari hamid (Yang Maha Terpuji)

Rasul Saw yang Pertama dan yang Terakhir
Keistimewaan lain yang hanya disandang oleh Nabi Besar Muhammad Saw dalam al-Quran adalah bahwa beliau satu-satunya nabi yang bergelar "awwalul muslimin" (Muslim yang pertama). Yang dimaksud dengan Muslim yang pertama ialah beliau merupakan ciptaan yang pertama (awwaliiyah dzatiyyah), bukan yang pertama dari sisi waktu (awwaliyyah zamaniyyah). Allah Swt tidak pernah menggunakan ungkapan awwalul muslimin untuk nabi-nabi yang lain. Nabi Ibrahim as meskipun bila dilihat dari sisi zaman lebih dahulu diutus daripada Nabi Muhammad Saw dan silsilah kenabian bermuara padanya, namun beliau tidak diperintahkan untuk mengatakan, "saya orang Muslim yang pertama". Demikian juga Nabi Nuh as yang bergelar "Syeikh al Anbiya" (sesepuh para nabi), bahkan Adam yang menyandang kehormatan "Abul Basyar" (Bapak seluruh manusia) pun tidak mengatakan hal tersebut. Satu-satunya orang yang menyandang gelar awwalul Muslimin dalam al-Quran adalah Rasulullah Saw.

Adalah jelas bahwa yang dimaksud yang pertama di sini bukan pertama dari sisi zaman dan sejarah. Karena kalau ini yang dimaksud maka setiap nabi layak untuk menjadi awwalul muslimin bagi kaumnya dan nabi-nabi terdahulu pun juga demikian. Jadi, ketika Nabi Saw diperintahkan untuk mengatakan, saya orang Muslim yang pertama maka ini mengisyaratkan bahwa tidak ada seorangpun yang mendahului wujud Rasullah Saw. Beliau adalah makhluk yang pertama diciptakan. Begitu juga nanti di hari kiamat beliau orang pertama yang akan dibangkitkan.

Demikianlah Allah Swt memberi maqam yang begitu tinggi pada Rasulullah Saw. Beliau adalah makhluk yang pertama diciptakan dan beliau juga satu-satunya manusia yang mencapai puncak terakhir dari maqam qurb (kedekatan) dengan Allah Swt sebagaimana diisyaratkan dalam firman-Nya:"Dan bahwasannya kepada Tuhan-Mulah kesudahan (segala sesuatu)." (QS. An Najm: 42) Maka Nabi Muhammad Saw layak untuk menjadi teladan bagi seluruh umat manusia karena beliau adalah manifestasi dari ayat: "Dia yang pertama dan Dia yang terakhir." (QS. Al Hadid: 3) Dan perlu dicatat bahwa beliau mendapat semua kehormatan ini, terutama disebut sebagai awwalul Muslimin karena beliau adalah hamba mutlak Allah Swt.

Kita Juga Bersaksi Bahwa Muhammad Saw Hanya Hamba Allah Swt
Bukan hanya al-Quran yang bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw hanya menjadi hamba mutlak Allah Swt, bahkan dalam tasyahhud shalat, masing-masing kita pun mengatakan "asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu" (aku bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya).

Yang menarik dalam kesaksian kita itu adalah bahwa sebelum kita bersaksi bahwa Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw sebagai utusan Allah Swt, kita terlebih dahulu bersaksi bahwa beliau adalah hamba mutlak-Nya. Artinya ini mengisyaratkan bahwa beliau tidak akan pernah menggapai maqam risalah (kedudukan sebagai rasul) sebelum beliau menjadi hamba Allah Swt. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah Swt: "Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas seluruh agama walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai." (QS. Taubah: 33) Jadi, keberhasilan Nabi Saw mencapai maqam hamba mutlak Allah Swt membuatnya layak dipilih untuk menjadi utusan pilihan-Nya.

Bahasa Arab Tidak Berdaya Untuk Menjelaskan Maqam Nabi Saw
Allah Swt berfirman: "Lalu Dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan." (QS. An-Najm: 10) Ayat di atas turun berkaitan dengan peristiwa Isra-Mi`raj. Sebagian ayat al-Quran yang menyinggung masalah Mi`raj, ketika ingin menjelaskan maqam yang agung itu dan ingin memahamkannya kepada kita maka ia tampak tak berdaya. Seolah-olah ayat al-Quran mengatakan kepada kita bahwa ia tidak berhasil menemukan suatu ungkapan yang pas untuk menjelaskan hakikat Mi`raj yang luar biasa itu. Kamus dan bahasa Arab tampak terbatas dan tidak mampu mendapatkan padanan kata yang tepat untuk mengungkap bagaimana kedekatan dan pengalaman mistik Rasul Saw dengan Kekasihnya Zat Yang Maha Penyayang dalam peristiwa Mi`raj tersebut. Meskipun lafal merupakan ruh dari makna, yakni lafal diletakkan untuk makna tertentu namun hal itu menjadi efektif saat menyangkut realita yang kita sangat akrab dengannya. Padahal ada hal-hal yang sama sekali tidak akan pernah dipahami oleh manusia biasa. Oleh karena itu, biasanya untuk menjelaskan makna yang tak dapat dianalis dan diuraikan dengan lafal maka bahasa Arab menggunakan lafal yang samar (mubham), seperti "ma" (sesuatu).

Kita tahu bahwa Allah Swt berbicara dengan kita melalui media "arabiyyun mubin" (bahasa Arab yang jelas), tetapi bahasa ini tampak keluh/tak berdaya untuk menjelaskan maqam Rasul Saw, apalagi bila menggunakan bahasa yang lain. Ayat di atas mengatakan: Maa auha (sesuatu yang diwahyukan) dan ia tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan sesuatu yang diwahyukan. Seakan-akan hanya Allah dan Rasul tercintanya Saw yang berhak tahu tentang pengalaman Mi`raj itu, sedangkan manusia biasa seperti kita tidak harus atau malah tidak boleh tahu.

Menurut al-Faidh dalam kitab "al-Wafi", bahasa Arab disebut dengan mubin (yang jelas) karena kamus bahasa Arab itu begitu luas, dimana ia mampu menjadi penerjemah seluruh kamus dan bahasa, sedangkan bahasa-bahasa yang lain tidak memiliki keistimewaan seperti ini. Banyak makrifat yang tinggi dapat dijelaskan dalam bahasa Arab dengan menggunakan kata yang sederhana (basith), sedangkan bila memakai bahasa yang lain maka hal itu harus diungkapkan dengan kombinasi beberapa kata (murakkab). Namun bahasa Arab yang memiliki keistimewaan seperti ini tidak dapat menjelaskan makrifat tinggi yang terjadi pada peristiwa Mi`raj. Dalam hal ini bahasa Arab tampak kurang dan tidak mampu.

Kriteria Hamba Allah Menurut Al-Quran
1. Hamba Allah adalah orang yang bertakwa:

"Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya." QS. Al-Ankabut: 16

2. Hamba Allah adalah orang yang ahli sujud:

"Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)." QS. An-Najm: 62

3. Hamba Allah adalah orang yang taat kepada Allah:

"Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepada-Ku." QS. Nuh: 3

4. Hamba Allah adalah orang yang menentang setan:

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus." QS. Yasin: 60-61

5. Hamba Allah adalah orang yang bersikap tawadu:

"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata ytang baik." QS. Al-Furqan: 63

6. Hamba Allah adalah orang yang berbuat ikhlas:

"Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa) mukhlashin." QS. Ash-Shaffat: 40

7. Hamba Allah adalah orang yang beriman:

"Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhan-Mu." QS. Az-Zumar: 10

8. Hamba Allah adalah orang yang mengikuti pendapat yang terbaik:

"Sampaikanlah berita gembira kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya." QS. Az Zumar: 17-18

9. Hamba Allah adalah orang yang saleh (dzati):

"Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh." QS. An-Naml: 19

10. Hamba Allah adalah orang yang baik (muhsin):

"Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." QS. Ash-Sahaffat: 80

11. Hamba Allah adalah orang yang mencari rezeki yang halal dan suka bersuci:

"Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan siapa pulalah yang mengharamkan rezeki yang baik?" QS. Al-A`raf: 32

12. Hamba Allah adalah orang yang ahli taubat:

"Tidakkah mereka mengetahui bahwasannya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya." QS. At-Taubah: 104

13. Hamba Allah adalah orang yang anti terhadap maksiat QS. Al-Isra: 17

"Dan cukuplah Tuhan-mu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya."

14. Hamba Allah adalah orang yang takut kepada Allah:

"Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ulama (orang yang mengetahui kebesaran dan kekuasaan Allah)." QS. Fathir: 28

15. Hamba Allah adalah orang yang tidak kafir:

"Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya." QS. Az-Zumar: 7(IRIB Indonesia/Taqrib/SL)

Sumber Hikmah Ada di Hati yang Ikhlas


Motahedeh Sefati, menilai al-Quran dan para maksumin sebagai teladan irfan terbaik dan mengatakan, "Di hati yang bersih, akan mengalir hikmah-hikmah ilahi."

Rasa News (11/3) melaporkan, Sefati yang juga guru Hauzah Ilmiah Narges mengatakan, "Dalam akhlak, yang terpenting adalah amal. Jika tidak beramal maka kita yang merugi. Ayat al-Quran mengandung berbagai masalah akhlak yang ketika dibaca harus terjadi perubahan dalam diri kita."

Sefati menyinggung ayat;
«والذین جاهدوا فینا لنهدینَّهم سُبُلَنا »
Dan mengatakan bahwa setiap insan jika banyak melakukan satu hal, maka dengan sendirinya dia akan selalu mengacu pada hal itu. Yang dimaksud adalah malakah (kebiasaan).

Terkait perbedaan jiwa dan ruh, Sefati menjelaskan, "Esensi ruh berkaitan dengan urusan Allah Swt dan kita tidak mengetahui apa-apa dalam hal ini akan tetapi yang pasti ruh membuat manusia hidup dan bergerak."

«و نفخ فیه من روحه و جعل لکم السمع و الابصار و الافئده»

Akan tetapi jiwa adalah ketika ruh itu bersanding dengan karakter dan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, ruh berarti nyawa akan tetapi jiwa adalah ruh yang yang dibarengi dengan amal dan sikap."

Ruh yang telah bercampur dengan amal, perilaku, dan karakter itu disebut dengan jiwa atau nafs. Oleh karena itu dalam al-Quran disebutkan bahwa ketika ajal menjemput yang disebut bukan ruh akan tetapi jiwa atau nafs.
 
«الله یتوفّی الانفس حین موتها» «کل نفسٍ ذائقهُ الموتِ»

Menyinggung hadis dari Rasulullah Saw yang bersabda:
 
«من اخلص لله اربعین صباحاً جرت ینابیع الحکمه من قلبه علی لسانه»
 
"Barang siapa berikhlas di jalan Allah Swt selama 40 hari maka akan mengalir sumber-sumber hikmah dari hati melalui lisannya."

Sefati menjelaskan bahwa ilmu saja tidak cukup. Amal dengan ikhlas akan mendatangkan hikmah."(IRIB Indonesia/MZ)

Bung Karno Berteriak: Persetan Dengan PBB!! Inggris Kita Linggis!! Amerika Kita Setrika!!


Suatu hal yang lumrah apabila kita melihat seseorang berkorban demi apa yang dicintainya, demikian juga Bung Karno. Demi Indonesia Bung Karno mengabaikan penyakit yang menggerogoti dirinya.

Bung Karno selalu tampil prima dihadapan publik, walau pada hakekatnya dia dalam keadaan lemah. Hal tersebut dilakukan demi menjaga rasa percaya diri seluruh rakyat Indonesia.

Berulang-kali dokter pribadinya memberi nasihat kepada Bung Karno. Ini terkait dengan sakit ginjalnya, yakin makin para di akhir tahun 60-an.

"Kalau Bapak bisa tenang sedikit, dan tidak berteriak-teriak, niscaya Bapak tidak akan mendapat ulcers."

Yang dimaksud dokter adalah peradangan pada lambung akibat sakit ginjalnya itu. Baru saja dokter berhenti memberikan nasihatnya, Bung Karno meradang dan berteriak, "Bagaimana aku bisa tenang kalau setiap lima menit menerima kabar buruk?"

Berteriak adalah "hobi" Sukarno. Ia berteriak untuk memberi semangat rakyatnya. Ia berteriak juga untuk mengganyang musuh-musuh negara. Jika konteksnya adalah membakar semangat rakyat, maka Bung Karno adalah seorang orator ulung.

Bahkan paling unggul pada zamannya. Sebaliknya, jika ia berteriak karena terinjak dan teraniaya harga dirinya sebagai presiden dan kepala negara, maka Sukarno adalah presiden paling berani yang pernah hidup di atas bumi ini.

"Inggris kita linggis! Amerika kita setrika!", atau "Go to hell with your aid" yang ditujukan kepada Amerika.

"Malaysia kita ganyang. Hajar cecunguk Malayan itu! Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu", yang ini saat Indonesia berkonfrontasi dengan di negara boneka bernama Malaysia.

Bukan hanya itu. Organisasi dunia yang bernama Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pun pernah dilawan.

Tanggal 20 Januari 1965, Bung Karno menarik Indonesia dari keanggotaan PBB. Ini karena ketidak-becusan PBB dalam menangani persoalan anggota-anggotanya, termasuk dalam kaitan konflik Indonesia – Malaysia.

Ada enam alasan yang tak bisa dibantah siapa pun, termasuk Sekjen PBB sendiri, yang menjadi dasar Indonesia menarik diri dari keanggotaan PBB.

Pertama, soal kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik, dalam suasana perang dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet lengkap dengan perang urat syaraf yang terjadi, maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di salah satu negara pelaku perang dingin tersebut. Bung Karno mengusulkan agar PBB bermarkas di Jenewa, atau di Asia, Afrika, atau daerah netral lain di luar blok Amerika dan Soviet.

Kedua, PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa menyelesaikan pertikaian antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi yang terjadi justru PBB selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik antar negara. Indonesia mengalami dua kali, yakni saat pembebasan Irian Barat, dan Malaysia. Dalam kedua perkara itu, PBB tidak membawa penyelesaian, kecuali hanya menjadi medan perdebatan.

Selain itu, pasca Perang Dunia II, banyak negara baru, yang baru saja terbebas dari penderitaan penjajahan, tetapi faktanya dalam piagam-piagam yang dilahirkan maupun dalam preambule-nya, tidak pernah menyebut perkataan kolonialisme. Singkatnya, PBB tidak menempatkan negara-negara yang baru merdeka secara proporsional.

Ketiga, Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika. Mereka tidak diakomodir karena hak veto hanya milik Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Taiwan. Kondisi yang tidak aktual lagi, tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha bergerak mengubahnya.

Keempat, soal sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan Amerika. Tidak heran jika hasil kebijakannya banyak mengakomodasi kepentingan Barat, setidaknya menggunakan sistem Barat. Bung Karno tidak dapat menunjung tinggi sistem itu dengan dasar, "Imperialisme dan kolonialisme adalah anak kandung dari sistem Negara Barat. Seperti halnya mayoritas anggota PBB, aku benci imperialisme dan aku jijik pada kolonialisme."

Kelima, Bung Karno menganggap PBB keblinger dengan menolak perwakilan Cina, sementara di Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui oleh Indonesia.

Di mata Bung Karno, "Dengan mengesampingkan bangsa yang besar, bangsa yang agung dan kuat dalam arti jumlah penduduk, kebudayaan, kemampuan, peninggalan kebudayaan kuno, suatu bangsa yang penuh kekuatan dan daya-ekonomi, dengan mengesampingkan bangsa itu, maka PBB sangat melemahkan kekuatan dan kemampuannya untuk berunding justru karena ia menolak keanggotaan bangsa yang terbesar di dunia."

Keenam, tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam lembaga-lembaganya. Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana Khusus adalah Amerika. Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan dalam persengketaan Asia seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit yang gagal yang diselenggarakan PBB, diketuai orang Amerika bernama Michelmore.

Bagi sebagian kepala negara, sikap keluar dari PBB dianggap sikap nekad. Bung Karno tidak hanya keluar dari PBB. Lebih dari itu, ia membentuk Konferensi Kekuatan Baru (Conference of New Emerging Forces/ Conefo) sebagai alternatif persatuan bangsa-bangsa selain PBB. Konferensi ini sedianya digelar akhir tahun 1966.

Langkah tegas dan berani Sukarno langsung mendapat dukungan banyak negara, khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Bahkan sebagian Eropa juga mendukung.

Sebagai tandingan Olimpiade, Bung Karno bahkan menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta pada 10 – 22 November 1963. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing.

Bung Karno dengan Conefo dan Ganefo, sudah menunjukkan kepada dunia, bahwa organisasi bangsa-bangsa tidak mesti harus satu, dan hanya PBB.

Bung Karno sudah mengeluarkan terobosan itu. Sayang, konspirasi internasional (Barat) yang didukung segelintir pengkhianat dalam negeri (seperti Angkatan '66, sejumlah perwira TNI-AD, serta segelintir cendekiawan pro Barat, dan beberapa orang keblinger), berhasil merekayasa tumbangnya Bung Karno. Wallahu a'lam. (IRIB Indonesia/GFI/SL)

Sabtu, 10 Maret 2012

Infak Bukan Hanya dengan Harta

Deputi Urusan Budaya Lembaga Wakaf Iran, Hujjatul Islam Ahmad Sharafkhani menjelaskan bahwa al-Quran dan riwayat bukan hanya menganjurkan infak harta melainkan juga kebaikan, serta menekankan untuk menjaga keseimbangan dan menjadikan keridhoan Allah Swt sebagai pokok utama dalam berbuat kebajikan.

Dikatakannya, jika kebajikan berlandaskan pada keridhoan Allah Swt, maka hasilnya adalah pendekatan kepada Allah Swt dan jika itu terwujud maka dalam beramal, seseorang tidak akan menyimpan keinginan lain kecuali keridhoan-Nya.

Menyinggung metode yang ditawarkan Islam dalam memberantas kemiskinan dalam masyarakat, Sharafkhani mengatakan, "Islam menilai manusia memiliki dimensi sosial, Islam menilai sekumpulan manusia sebagai sebuah masyarakat dan jika sebuah penderitaan atau kemiskinan terjadi dalam sebuah kelompok maka dampaknya juga akan dirasakan oleh kelompok lain dalam masyarakat. Oleh karena itu, sebagian hukum dalam Islam berkaitan dengan masalah sosial (bahkan dalam masalah ibadah) yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat".

Seraya menjelaskan bahwa bahkan dalam amal ibadah, Islam juga memperhatikan sisi sosial, Sharafkhani menegaskan, "Di satu sisi, jika Islam menekankan pada perilaku sosial, maka tujuannya adalah menyelesaikan masalah individu dan tuntutan masyarakat".

Dalam Islam, perbedaan ibadah-ibadah adalah dalam rangka menyelesaikan berbagai masalah, kemiskinan, dan lain-lain. Misalnya keadilan, jika keadilan dalam masyarakat dinilai sebagai amal mustahab, dan jika humus dan zakat dinilai sebagai amal yang wajib, adalah dalam rangka memberantas kemiskinan dalam masyarakat. (IRIB Indonesia/MZ)

Pesantren Lahirkan Generasi Islami

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, menyatakan Pondok Pesantren efektif melahirkan generasi muda Islami yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan bangsa.

"Di Pondok Pesantren para santri dibina dengan nilai-nilai aqidah Islam sehingga setelah turun ke masyarakat nanti bisa menjadi contoh dalam penaatan sistem nilai-nilai Islam," ujar Kasi Pendidikan Diniah dan Pondok Pesantren Kemenag Kabupaten Bangka, Hazuzara di sungailiat, Jumat.

Ia mengatakan, langkah yang dapat diambil para orang tua terutama mereka yang masih memiliki anak usia remaja untuk menjadikan buah hatinya menjadi generasi muda berakhlak mulia adalah dengan memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren karena di situ mereka dididik pemahaman Islam.

"Di Pondok Pesantren tersebut, anak-anak bukan hanya mendapatkan pembinaan dan pendidikan ilmu agama Islam saja, namun juga ilmu umum seperti matematika, bahasa inggris dan lainnya sehingga mereka dapat menguasai dua ilmu sekaligus," ujarnya.

Kabupaten Bangka memiliki 10 Pondok Pesantren yakni Pondok Pesantren Al Islam di Desa Kemuja, Nurul Ihsan di Batu Rusa, sabilul Muhtadin Jada di Bahrin, Il Zaman di Kimak, Bahrul Ulum di Sinar Baru. Kemudian Darul Abror di Petaling, An Najah di Petaling, Nurul Muhibbin di Kemuja, Miftahul Ullum di Cit dan Darunnajah di Payak Benua.

Serta 34 Madrasah Diniah yang tersebar di delapan kecamatan di daerah itu diantaranya Madrasah Diniah Ataqwa di Desa Nangnung Kecamatan Sungailiat, Madrasah Diniah Tarbiyatul Hidayah di Kampung Rambutan dan lainnya. (IRIB Indonesia/Republika)

Deputi Menteri Pers Iran: Soekarno Orang Besar dengan Gagasan Besar!

Republik Islam Iran Iran akhir Maret ini bakal meresmikan pusat informasi komunitas Islam di Internet guna kesetaraan berinformasi menghadapi dominasi informasi yang 80 persen dikuasai pihak kapitalis.

Wakil Menteri Pers dan Media Republik Islam Iran, Mohammad Zadeh mengatakan, "Iran dan Indonesia dapat bekerja sama karena memiliki pandangan sejarah yang sama dalam Gerakan Non-Blok (GNB)."

Gagasan Soekarno di Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KTT AA) untuk mendirikan GNB banyak menginspirasi perjuangan rakyat Iran.

"Soekarno adalah orang besar dengan gagasan besar yang sangat terkenal di Iran," kata Zadeh, dilansir Kantor Berita Antara Jumat (9/3).

Sementara itu, Ketua PWI, Margiono mengemukakan, kesetaraan berinformasi sangatlah penting di antara semua bangsa.  "Zaman sekarang, yang ditandai kemajuan teknologi informasi, maka kesetaraan informasi sudah menjadi keharusan," ujarnya.

Ia menambahkan, niat Iran mendirikan pusat informasi Islam patut dihargai, namun perlu dilakukan pula di berbagai negara, termasuk di Indonesia dalam kerangka menuju masyarakat informasi yang cinta damai.

Mengenai ancaman serangan militer Israel terhadap Iran, Wakil Menteri Pers dan Media Iran mengungkapkan, Israel tidak akan mampu menyerang Iran dalam pengertian perang terbuka, karena tanpa alasan kuat yang masuk akal.

"Israel tentunya tidak perlu banyak omong bila ingin menyerang Iran secara terbuka. Mereka melakukannya secara terselubung. Mereka pasti tahu bahwa Iran bukanlah Afghanistan dan Irak, yang dapat dilumpuhkan sekutu pimpinan Amerika Serikat," ujarnya dalam kunjungan kepada Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Margiono, di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan, Iran sudah delapan tahun terakhir ini semakin ditekan Israel dan sekutu AS lainnya, namun mereka pasti mengetahui bahwa Iran dewasa ini rakyatnya sangat solid dan disatukan oleh pemimpin spiritual Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Mahmoud Ahmadinejad.

"Rakyat Iran semakin solid karena memiliki figur pemimpin pemersatu bangsa dan kepentingan negara, di tengah tuduhan sedang mengembangkan senjata nuklir atau bom atom. Padahal, senjata terkuat bangsa Iran adalah keimanan kepada Allah dan keyakinan persatuan umat dapat mengalahkan segalanya," ungkap Zadeh.

Ia pun menyatakan, pemimpin spiritual Iran sudah menegaskan bahwa bom atom ataupun senjata nuklir adalah haram karena berdampak sangat buruk, bahkan membunuh umat manusia beserta kebudayaannya.

"Fakta sejarah membuktikan, siapa yang pernah menggunakan bom atom? Apakah Islam? Apakah Iran. Semua tahu bahwa merekalah yang menjatuhkan bom atom ke Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada 1945," ujarnya.

Serangkaian cara yang sama, menurut dia, juga dilakukan sekutu AS di Afghanistan dan Irak. Hal yang sama dilakukan Israel kepada bangsa Palestina dan Libanon, katanya. (IRIB Indonesia/antara/PH)

Kamis, 08 Maret 2012

Facebook Halal Akan Diresmikan Pada Ramadhan


Kelompok Muslim Turki dan Rusia akan mengoperasikan sebuah jaringan sosial bernama "Salam World", dan sering disebut dengan nama "Facebook Halal", menyatakan bahwa jaringan sosial itu akan diresmikan pada bulan Ramadhan.

Mehr News (5/3) melaporkan, Abdul-Vakhed Niyazov, pemimpin Salam World, menyinggung bahwa facebook halal itu akan menjadi fasilitas untuk aktivitas internet halal dan mengatakan, "Untuk saat ini, facebook memiliki 800 juta pengguna di seluruh dunia yang 300 juta di antaranya adalah umat Islam, diperkirakan dari jumlah tersebut akan meningkat 100 persen selama satu periode 10 tahun.

Menyinggung bahwa kantor pusat Salam World akan dibentuk di Istanbul, Turki, Niyazov mengatakan, "Tujuan dari penentuan kota Istanbul sebagai markas Salam World adalah karena perannya sebagai jembatan antara Timur dan Barat. Proyek ini adalah proyek ekonomi dan dalam rangka memberikan pelayanan kepada umat Islam di dunia serta tidak didukung oleh satu kelompok politik atau negara tertentu."

Salam World menekankan bahwa para penggunanya dapat menggunakan berbagai program seperti kumpulan buku-buku warisan Islam dalam format e-book dan berbagai program pendidikan di berbagai tingkat.

Niyazov menegaskan bahwa saat ini sedang dilakukan proses persiapan dan proyeknya akan diresmikan pada bulan Ramadhan.

Selain di Istanbul, perusahaan ini juga membuka kantor di di Rusia dan Mesir dan sekitar bulan Maret dan April, akan diresmikan kantor teknis di Heydarabad, India, dan di Jakarta, Indonesia. (IRIB Indonesia/MZ)

Hak Orang Miskin dari Orang Kaya


Hujjatul Islam Sayid Ziya' Kiyaoulhossein, pengamat ekonomi Islam menyinggung berbagai program fundamental dan anjuran Islam dalam memberantas kemiskinan dan menyatakan, "Dalam riwayat banyak disebutkan bahwa dalam memberantas kemiskinan ditekankan untuk membeli barang-barang yang dijadikan modal sehingga mereka dapat melanjutkan usaha dan berpenghasilan."

Mehr News (6/3) melaporkan, anggota lembaga ekonomi Islam di Hawzah Ilmiah Qom itu mengatakan, "Islam adalah agama terakhir dan terlengkap, juga telah menyiapkan program-program fundamental dan berbagai anjuran yang berdasarkan pada prinsip hak-hak kepemilikan."

"Ketika Allah Swt sebagai Penentu hasil produksi yang lebih banyak, Dia juga menentukan hak-hak di pundak para pemilik (kekayaan) untuk memperhatikan hak-hak fakir miskin yang zakat dan humus adalah termasuk di antaranya," tegas Kiyaoulhossein.

Lebih lanjut dijelaskannya, "Allah Swt telah menetapkan hak-hak fakir miskin dalam dua bagian, pertama dalam hak kepemilikan dan lainnya adalah setelah kepemilikan hak ditentukan dalam pajak. Masalah-masalah yang disebutkan terkait dengan pajak wajib. Akan tetapi ada juga pajak yang tidak dapat dikategorikan wajib secara fiqih, akan tetapi wajib dalam akhlak yang bahkan disebutkan dalam al-Quran dan hadis."

Kiyaoulhossein menambahkan, pembahasan hak-hak dan kepemilikan yang telah disebutkan memiliki asas-asas insani dan etika, Allah Swt sebagai Pemilik mutlak, telah membagikan hak-hak kepemilikan di antara kita dari sisi persaudaraan. Yakni hak kepemilikan itu selain dari sisi Allah Swt, juga memiliki akar dalam persaudaraan yang harus diperhatikan."

Menyangkut pandangan Islam terhadap kemalasan dan israf, Kiyaoulhossein mengatakan, "Allah Swt kepada mukminin dalam al-Quran menganjurkan untuk berinfak dan berfirman, "
وَالَّذِینَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ یُسْرِفُوا وَلَمْ یَقْتُرُوا وَکَانَ بَیْنَ ذَلِکَ قَوَامًا
Yakni dalam berinfak jangan sampai berlebih-lebihan."  (IRIB Indonesia/MZ)

Shalat: Kewajiban yang Tidak Mungkin Gugur


Mungkin sebagian orang yang sedang malas beranggapan bahwa shalat adalah hak Allah Swt (haqqullah) dan Dia akan mengampuni jika kita tidak mengerjakannya sesekali. Padahal shalat adalah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun.

Fars News (7/3) melaporkan, mungkin sebagian orang berpendapat dapat meninggalkan shalat atau menunaikannya kapan pun dia menginginkannya. Atau mungkin beranggapan bahwa mereka dapat menunaikan shalat dalam kondisi terbaik, tidak ketika dia sedang merasa tidak nyaman atau malas.

Namun pada hakikatnya, di antara ibadah lain, shalat memiliki posisi khusus dan sangat penting. Shalat tidak dapat disamakan dengan ibadah lain. Kewajiban dalam shalat tidak dapat disamakan dengan kewajiban dalam haji, puasa, zakat, humus, dan lain-lain. Karena ibadah-ibadah lain penunaiannya berdasarkan syarat-syarat, yang jika salah satu syaratnya tidak terpenuhi, maka kewajiban itu gugur.

Akan tetapi kewajiban shalat yang harus ditunaikan lima waktu dalam sehari itu tidak akan gugur dalam kondisi apapun. Baik sedang dalam perjalanan, sakit, miskin, atau bahkan perang. Benar bahwa sebagian kondisi membuat format shalat berbeda misalnya dalam perang dan perjalanan, shalat harus diqashar, shalat empat rakaat menjadi dua rakaat. Akan tetapi pokok shalat tidak pernah gugur dari pundak manusia.

Dalam surat al-Baqarah ayat 239 disebutkan, kewajiban shalat ketika dalam perang:


«فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجالاً أَوْ رُکْباناً فَإِذا أَمِنْتُمْ فَاذْکُرُوا اللَّهَ کَما عَلَّمَکُمْ ما لَمْ تَکُونُوا تَعْلَمُونَ»؛

"Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui (seperti biasa)." (IRIB Indonesia/MZ)

Dialog Antaragama Harus Dimulai dari Akhlak


Anggota dewan ilmiah Lembaga Pendidikan dan Riset Imam Khomeini, Hujjatul Islam Hoseini Ghal'eh-bahman menyatakan, "Telaah dan analisa akhlak dalam agama, akan menjadi jembatan masuknya para mubaligh untuk berdialog dengan agama lain."

Rasa News (6/3) melaporkan, Ghal'eh-bahman menilai penitng pembahasan akhlak dan mengatakan, "Melalui telaah dan analisa akhlak dalam agama lain, maka kita akan dapat semakin banyak mengetahui tentang nilai-nilai hakiki akhlak Islam."

Dikatakannya, "Telaah dan analisa akhlak dalam agama akan menjadi jembatan bagi para mubaligh untuk masuk dalam proses dialog dengan agama lain dan keinginan mereka untuk mengenal lebih jauh agama lain juga terpenuhi."

Dijelaskannya, "Ketika kita berbicara mengenai agama, maka banyak hal yang sedang kita bicarakan karena agama adalah kumpulan bimbingan dari Allah Swt kepada manusia dalam menjalani kehidupannya. Dan jika suatu hari, terbuka pintu dialog antaragama, maka masalah yang paling sederhana dan gampang adalah pembahasan akhlak. Jika kita terlebih dahulu mampu meraih hasil yang baik dalam pembahasan akhlak, maka kita dapat memasuki pembahasan lainnya dan insya Allah pembahasan tersebut juga akan berhasil."

"Seperti yang telah dijelaskan bahwa salah satu pokok dalam pembahasan akhlak adalah menciptakan jembatan yang kuat dan logis dalam memulai dialog antaragama dan pada akhirnya tabligh agama juga menggunakan cara tersebut. Akan tetapi sisi lain yang sangat penting adalah agar kita menyadari betapa besarnya nilai-nilai yang terkandung dalam akhlak Islam dan akhlak yang bersandar pada al-Quran dan sunnah," tutur Ghal'eh-bahman. (IRIB Indonesia/MZ)

Peringatan Hari Perempuan Sedunia


Pemerintah hendaknya memanfaatkan momentum peringatan Hari Perempuan Internasional (International Women's Day), yang diperingati setiap tanggal 8 Maret. Momentum ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan peraturan perundangan terkait hak perempuan.

"Saatnya kaum perempuan  Indonesia memaknai secara positif peringatan ini, untuk meningkatkan kapasitas dirinya," ujar anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera DPR, Jazuli Juwaini, Kamis (8/3/2012), di Jakarta.

Jazuli menyebutkan, data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menunjukkan, perempuan Indonesia masih menghadapi permasalahan klasik, seperti pendidikan yang rendah, angka kematian ibu yang tinggi, kekerasan dalam rumah tangga, kurangnya akses pemberdayaan ekonomi, dan ketertinggalan di bidang lainnya.

"Bahkan, jika dilihat dari satuan angka internasional seperti Millennium Development Goals, Human Development Index, Gender-related Development Index, dan Gender Empowerment Measure, taraf hidup perempuan Indonesia masih harus ditingkatkan," ungkap anggota Komisi VIII DPR ini. Komisi VIII membidangi urusan agama, sosial, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak.

Peningkatan kualitas hidup perempuan Indonesia, menurut Jazuli, sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Jaminan dan perluasan akses perempuan dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum, dan bidang lainnya memang sudah ada dalam berbagai peraturan perundangan. Namun implementasi dari kebijakan dan  peraturan perundangan itu masih sangat kurang.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus lebih serius dalam melaksanakan, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan peraturan perundangan terkait hak perempuan sehingga tidak ada lagi hambatan bagi perempuan Indonesia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

Diskriminasi

Karena memilih berbeda, banyak kaum minoritas mengalami diskriminasi. Diskriminasi juga kerap dialami seseorang karena keperempuannya. Sikap diskriminatif terhadap kelompok lain yang berbeda, baik terkait gender dan keyakinan, terpelihara karena masih kuatnya mindset dan stigma di masyarakat. Hal ini harus dilawan dengan pemberontakan damai, dengan menggali empati kaum mayoritas terhadap kaum minoritas korban diskriminasi. Perempuan, dengan kekuatannya dan pengalamannya, dapat mengambil peran melakukan perubahan ini.

"Kemampuan berempati harus ditumbuhkan. Empati merupakan cara untuk hidup damai. Semua pihak harus terlibat untuk melawan diskriminasi, perempuan dan laki-laki bisa terlibat dengan berempati terhadap korban diskriminasi, bisa melihat dari sisi korban bisa saling menghargai," jelas Maria Ulfa Anshor, aktivis perempuan yang kini menjabat sebagai Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, kepada Kompas Female seusai peluncuran novel realis, Maryam, di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (7/3/2012).

Salah satu cara menggali empati terhadap korban diskriminasi adalah melalui cerita dan buku. Bagi Maria Ulfa, cerita dalam sebuah buku dapat memengaruhi budaya, bahkan mendorong kebijakan. Buku termasuk novel, merupakan pendekatan yang lebih lembut dan cair, untuk mendorong orang lain melakukan perubahan termasuk pemberontakan secara damai, dengan menumbuhkan empati yang kemudian perlahan mengubah mindset dan stigma dalam masyarakat.

Maria Ulfa menyebutkan, sejumlah novel yang memiliki pengaruh kuat menyuarakan ketidakadilan dan diskriminasi, dengan figur perempuan yang mampu mengambil peran membuat perubahan. Di antaranya, Perempuan Berkalung Sorban (Abidah El Khalieqy), dan yang terbaru Maryam karangan Okky Madasari.

"Pendekatan kepada masyarakat untuk melakukan pemberontakan damai melalui novel yang menumbuhkan empati seperti ini, ada, tapi belum banyak. Seperti Maryam yang merupakan model bagaimana perempuan mengambil peran untuk melakukan upaya pemberontakan dengan damai. Pengaruh perempuan lebih kuat, karena ceritanya lebih alami, tidak dibuat-buat," jelas Maria Ulfa.

Menurut Maria Ulfa, novel realis Maryam merupakan salah satu pintu masuk untuk melihat pergulatan, fakta-fakta tentang kelompok yang mengalami diskriminasi, khususnya perempuan. Sosok Maryam, bagi Maria Ulfa, adalah perempuan yang tegar, kuat, mampu mengambil keputusan dan dapat menjadi inspirasi bagi perempuan lainnya, terutama dari kelompok minoritas untuk mampu bersikap.

Perempuan, lanjutnya, harus bisa bersikap terhadap lingkungannya, termasuk terhadap kebijakan negara yang diskriminatif. Memperingati Hari Perempuan Internasional, Maria Ulfa menekankan pentingnya bagi perempuan memperkuat jaringan. Melalui jaringan, perempuan dapat menghimpun dukungan untuk melakukan pendampingan dan advokasi terhadap korban diskriminasi, termasuk mengadvokasi kebijakan yang lebih ramah perempuan dan kelompok minoritas. Untuk memperkuat jaringan, dibutuhkan lebih banyak perempuan yang berani bersikap dan melakukan pemberontakan damai, diawali dengan berempati untuk kemudian beraksi mengakhiri diskriminasi.

Tradisi, Kodrat, Konstruksi Jender

Jender sering disalahpahami sebagai perempuan, padahal bicara tentang bentukan dan konstruksi sosial mengenai nilai, peran, hak dan kewajiban, apa yang pantas dan tidak pantas, yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki.

Pada Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 2012 ini, miris membaca berita tentang Wina Mayua (32) di Merauke, Papua, yang melahirkan anak keenamnya di dalam gubuk seadanya di halaman belakang rumah (Kompas, Rabu 29 Februari 2012).

Tradisi

Tradisi suku Merauke menyuruh perempuan melahirkan di tempat yang disebut "kandang hina", yang pemali didekati laki-laki. Ibu dan bayi harus tinggal, sering di udara terbuka di atas tanah saja, seminggu atau sampai tali pusar terlepas dan lukanya mengering. Wina yang masih muda sudah terlihat tua, letih digilas oleh praktik yang menyebabkan entah berapa banyak perempuan mati sia-sia, juga anak tak terselamatkan nyawanya.

Di belahan negara lain seperti di China, banyak perempuan harus merelakan rahimnya membengkak kelelahan diisi janin-janin yang terus dilahirkan, cuma untuk dibuang bila yang lahir perempuan (Message from an Unknown Chinese Mother, kisah nyata, Xinran, 2011). Sementara di India, misalnya, meski secara resmi sudah dilarang sejak 1961, dalam kenyataannya masih hidup praktik mas kawin yang wajib dibayarkan keluarga perempuan kepada keluarga suami, yang dapat berbuahkan penganiayaan (sering dalam bentuk pembakaran) hingga kematian bila perempuan tak sanggup melunasi.

Cerita di atas terasa sangat mengerikan dan sepertinya jauh dari kehidupan kita. Mungkin banyak dari kita akan bilang, "Tetapi perempuan sekarang kan bisa melakukan apa saja. Bisa jadi pengusaha, menyetir mobil, bahkan jadi menteri dan lebih berkuasa daripada laki-laki." Ada yang berpendapat perempuan perlu pendidikan tinggi agar dapat mendidik anak dan mendampingi suami dengan baik, tetapi tidak usah bekerja di luar rumah karena kodratnya sebagai perempuan adalah menjadi ibu dan melayani suami.

Kodrat

Salah satu topik paling mengundang perdebatan masyarakat, perempuan dan laki-laki, adalah topik tentang perempuan. "Kodrat" selalu dibawa dalam percakapan, kadang kuat dibalut emosi, sepertinya dengan pemaknaan aneka rupa sesuai yang diinginkan penggunanya. Mulai dari kodrat perempuan itu "lemah lembut", "emosional", "tergantung dan patuh pada laki-laki", "menjadi ibu", hingga ke "lebih senang shopping".

Entah apa yang dimaksud "kodrat" di situ. Bila kamus menyatakan "kodrat" bermakna "sesuatu yang terberi, tidak dapat ditentang manusia, sifat asli, sifat bawaan", sesungguhnya "kodrat" (mayoritas) perempuan yang berbeda dari laki-laki itu ada pada aspek reproduksinya yang khas, tertampil dalam mengalami menstruasi, serta (berpotensi) hamil, melahirkan, dan menyusui dengan ASI. Itu saja. Yang lainnya adalah akibat, pemahaman dan bentukan masyarakat, yang sering dipercaya sebagai kebenaran, dan dipertahankan dari waktu ke waktu.

Konstruksi Jender

Sementara itu, persoalan perempuan dan konstruksi jender adalah persoalan lintas disiplin, lintas sektor, relevan dibahas di semua bidang, karena manusia itu setengahnya perempuan, setengahnya lagi laki-laki. Meski demikian, kajian ini masih dianggap tidak penting atau sering dipahami secara salah, sebagai "ingin memerangi laki-laki".

Perempuan dan "jender" itu berbeda meski erat terkait satu dan lainnya. "Jender" sering disalahpahami sebagai "perempuan", padahal bicara tentang bentukan dan konstruksi sosial mengenai nilai, peran, hak dan kewajiban, apa yang pantas dan tidak pantas, yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki. Misalnya tentang tawuran dan perilaku-perilaku berisiko yang banyak dilakukan laki-laki, tentang Wina atau banyak perempuan lain yang rentan mati sia-sia dalam proses melahirkan karena pelanggengan praktik yang merendahkan (mengapa gubuk untuk melahirkan disebut "rumah hina?") Atau tentang kekerasan seksual yang bisa terjadi pada perempuan dan laki-laki, tetapi berdampak berbeda, tentang bagaimana perusakan alam dan perang bisa dialami secara sama oleh perempuan dan laki-laki (karena sama-sama manusia), tetapi juga berimplikasi berbeda karena keduanya dilekati dengan nilai dan peran berbeda.

Kajian jender menjadi kajian akademik yang sulit dipahami, terutama karena selama ratusan tahun orang membawa pengalaman pribadi, nilai dan kebiasaan hidup dalam masyarakat sebagai "kebenaran" dan terus melanggengkannya, tidak lagi kritis terhadap praktik peminggiran perempuan bahkan dalam dunia akademik.

Tentang hal di atas, menarik untuk mengutip frase dalam pidato ilmiah bapak psikoanalisis, Sigmund Freud, tentang femininitas, yang ditulisnya tahun 1932: "Ladies and gentlemen throughout history people have knocked their heads against the riddle of the nature of femininity - Nor will you have escaped worrying over this problem – those of you who are men; to those of you who are women this will not apply – you are yourselves the problem". Jika diterjemahkan bebas, lebih kurang: "Saudara-saudara, sepanjang sejarah orang berpikir keras mencoba memahami teka-teki femininitas - Anda kaum laki-laki, juga tidak luput mengkhawatirkan persoalan ini; untuk Anda yang perempuan, ini tidak berlaku, karena Anda sendirilah masalah yang sedang diselidiki itu".

Ilmu pengetahuan itu tidak lepas dari bias jender. Cukup banyak orang hingga kini, termasuk ilmuwan psikologi, seperti Freud, membahas dan mengambil kesimpulan tentang perempuan, tanpa bertanya dan mencoba memahami dari sisi perempuan itu sendiri yang mengalami dan menjalani hidupnya. Bahkan, ilmuwan perempuan tidak jarang membawa bias jender itu. Karena itu, kajian jender yang mengungkap bias dan mengupayakan pengetahuan adil jender menjadi penting. (IRIB Indonesia/Kompas/RA)

BBM Akan Naik, Pelaku Bisnis Mulai Siap-siap


Rencana pemerintah yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012, mulai ditanggapi penuh waspada oleh para pelaku bisnis maupun pihak-pihak lainnya. Mereka mulai berhitung dengan dampak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut. Tak hanya pengusaha di sektor transportasi, hampir seluruh pelaku usaha mulai menghitung-hitung dampak kenaikan BBM bersubsidi premium dan solar, yang diusulkan naik sebesar Rp 1.500 per liter itu.

Dalam rapat kerja dengan komisi VII DPR, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempertimbangkan dua opsi terkait kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut. Pertama, menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 1.500 per liter, sehingga premium naik dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000/liter --seperti saat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I.

Kedua, pemerintah mengusulkan mematok secara tetap dana subsidi hanya sebesar Rp 2.000 per liter. Artinya, berapa pun harga bensin dan solar di pasar dunia, pemerintah hanya akan menyubsidi sebesar Rp 2.000 per liter.

Misalnya, harga bensiun premium di pasar dunia Rp 8.000, maka di dalam negeri akan dijual Rp 6.000 per liter. Jika ternyata harga minyak harga premium dan solar di luar negeri melonjak menjadi Rp 9.000 per liter, maka harga di dalam negeri akan menjadi Rp 7.000 per liter dan seterusnya.

Menteri ESDM Jero Wacik menjelaskan, pemerintah mengajukan dua opsi, mengingat harga minyak dunia sudah mengalami kenaikan, dengan rata-rata harga minyak mentah (ICP) sekarang sudah menembus 121 dolar AS per barel.

Seorang pejabat Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa kemungkinan besar pemerintah akan memilih opsi kedua, karena pengeluaran pemerintah untuk subsidi akan lebih pasti.

Meski, katanya, hal tersebut juga masih mungkin akan membengkak jika konsumsi premium atau solar masyarakat meningkat. "Tapi berdasarkan simulasi pertumbuhan konsumsi, subsidi sebesar Rp 2.000 per liter tetap layak," kata pejabat itu.

Simulasi Dampak

Badan Pusat Statistik (BPS) pun langsung bereaksi dengan menghitung dampak dari pelaksanaan kebijakan kenaikan BBM tersebut.

Hasil simulasi BPS menunjukkan, setiap kenaikan harga bahan bakar minyak Rp 500 per liter akan menyebabkan inflasi langsung 0,31 persen dan inflasi tidak langsung sebesar 1-2 kali dari inflasi langsung.

Artinya, jika harga BBM dinaikkan Rp 1.500 menjadi Rp 6.000 per liter, akan menyebabkan inflasi langsung sebesar 0,93 persen dan inflasi tidak langsung sekitar 1 hingga 2 kali dari inflasi langsung. Inflasi tidak langsung itu berupa kenaikan tarif transportasi umum.

"Jadi, kalau harga BBM dinaikkan menjadi Rp 6.000 per liter, inflasi langsungnya 0,93 persen, ditambah inflasi tidak langsung sekitar 1,35 persen dan totalnya menjadi sekitar 2,5 persen," jelas Kepala BPS, Suryamin, di Jakarta, Kamis (1/3).

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Sederhananya, inflasi adalah sebuah indikator untuk melihat tingkat perubahan dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling memengaruhi.

Suryamin menjelaskan, simulasi yang dibuat lembaganya tersebut dibuat dengan catatan kenaikan harga bahan bakar tersebut berlaku untuk semua kendaraan.

Tak pelak lagi, para pelaku bisnis pun mulai mengeluarkan kalkulasi mereka terkait dampak kenaikan BBM pada industrinya.

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) misalnya, memperkirakan kenaikan harga BBM di rentang Rp 1.500-Rp 2.000 per liter bakal membuat harga rumah naik sekitar 20 persen lebih.

Untuk tipe rumah seharga Rp 100 juta, Apersi memperkirakan kenaikan BBM bisa membuat harga rumah itu naik menjadi Rp 110 juta-Rp 120 juta per unit. "Itu juga belum pasti harganya, karena masing-masing harga materialnya berbeda-beda," ujar Ketua Umum Apersi, Eddy Ganefo.

Sebelumnya, lembaga konsultan dan riset properti, Colliers International juga menilai bahwa kenaikan harga BBM akan berdampak kepada daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah dalam membeli rumah. Sebab, akan membuat kebutuhan dasar bahan bangunan naik, sehingga developer akan menaikkan harga dasar properti.

Dari sektor riil, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Benny Soetrisno mengatakan, kenaikan harga BBM pastinya akan diikuti naiknya biaya angkut. Kondisi ini menyebabkan biaya produksi tekstil harus mengalami penyesuaian.

"Ditambah upah pekerja yang naik secara periodik tahunan akibat harga barang-barang kebutuhan yang naik, ini akan bermuara pada harga tekstil. Jadi, harus naik," kata Benny.

Untuk menyiasati kenaikan tersebut, Benny mengatakan, tindakan drastis yang bisa ditempuh perusahaan untuk menekan biaya produksi adalah menurunkan volume produksi. "Yang paling ekstrim adalah melakukan pengurangan jam kerja," tegas dia.

Kekhawatiran pengusaha tekstil akan naiknya biaya produksi tampaknya bakal terwujud. Alasannya, Kementerian Perhubungan mengaku telah mulai membahas kenaikan tarif angkutan menyusul rencana kenaikan BBM bersubsidi tersebut.

Sementara itu, Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengatakan, pembahasan dampak kenaikan BBM akan difokuskan pada angkutan umum, seperti bus dan mikrolet (angkutan kota).

Kendati belum menentukan besar kenaikan, Kemenhub menyatakan besaran kenaikan tarif nantinya akan beragam. Sebab, angkutan kota dan desa dalam provinsi terikat pada ketentuan otonomi daerah. Selain itu,  karakter tiap daerah berbeda. "Nah Organda lagi kumpul membahas soal itu, karena karakter tiap daerah lain," tambah Mangindaan.

Antisipasi Pemerintah

Menghadapi berbagai keluhan dan perhitungan dampak kebijakan dari para pelaku bisnis, Menteri ESDM pun angkat suara. Jero Wacik mengatakan, pemerintah terpaksa menempuh kebijakan menaikan harga BBM karena kondisi keuangan pemerintah yang semakin berat. Dia pun menjamin bahwa keputusan kenaikan ini sudah melewati proses pembahasan yang transparan.

"Jadi, percayalah pada presiden, bahwa tidak ada presiden yang tidak cinta dan tidak sayang pada rakyatnya. Jangan karena menaikkan BBM, dibilang Pak SBY tidak sayang rakyat," ujarnya.

Pemerintah pun bergerak cepat dengan segara menggulirkan program bantuan langsung tunai (BLT) sebagai bentuk kompensasi bagi masyarakat tidak mampu. Lewat Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), pemerintah siap menyediakan anggaran lebih besar dan durasinya lebih diperpanjang.

"Dulu Rp 100 ribu selama enam bulan, sekarang sembilan bulan Rp 150 ribu," kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono. "Begitu diumumkan 1 April 2012, langsung diberlakukan selama sembilan bulan. Luar biasa."

Agung menjelaskan, bantuan itu diberikan pada 18,5 juta Rumah Tangga Sasaran (RTS). "Dikali empat, jadi 74 juta jiwa," kata Agung.

Selain BLSM, pemerintah juga memberi kompensasi berupa penambahan subsidi siswa miskin, penambahan jumlah penyaluran beras miskin, dan subsidi pengelola angkutan masyarakat/desa. (IRIB Indonesia/Gatra/RA)